Gorontalopost.co.id, GORONTALO — Keterbatasan ekonomi tak membuat Yayan Sahi, pemuda asal Desa Pangahu, Kecamatan Asparaga Kabupaten Gorontalo ini untuk berhenti mengejar cita-citanya. Hambatan dan tantangan yang terus dijalani secara ikhlas, yang kini membawa dirinya pada kesuksesan.
Anak kedua dari Pasangan Suwardin Sahi Dan Nurwan Tolangga, ini pun menceritakan, kegigihannya untuk meraih pendidikan tinggi berawal dari remehan orang-orang yang mengatakannya anak pelosok dan anak miskin.
“Kalimat-kalimat itu bukan hanya sekadar ucapan, tetapi gambaran dari persepsi yang melekat di lingkungan sekitar. Saya tak bisa membantah kenyataan tersebut, karena memang begitulah kondisi saya waktu itu. Hidup di pelosok desa dengan segala keterbatasannya, baik secara ekonomi maupun fasilitas, sering kali membuat orang lain memandang saya sebelah mata,” jelas Yayan Sahi ketika diwawancara awak media, Kamis (5/12/2024)
Ejekan itupun dijadikan sebagai loncatan untuk melompat lebih tinggi. Yayan mengatakan bahwa keterbatasan itu, dibuat sebagai motivasi, dengan selalu menanamkan prinsip bahwa ‘masa depan tidak ditentukan oleh tempat berasal, tetapi oleh seberapa besar usaha yang di curahkan untuk meraihnya’. Prinsip ini membawa dirinya melewati banyak kesulitan hingga akhirnya dia kuat bertahan.
“Dibalik segala keterbatasan itu, saya belajar bahwa kemiskinan bukanlah halangan untuk bermimpi besar, melainkan tantangan untuk membuktikan bahwa saya bisa lebih baik dari apa yang orang lain kira. Saya mulai membangun diri dengan penuh keyakinan, tekun belajar, dan mengasah kemampuan. Langkah demi langkah, pendidikan menjadi jalan untuk merubah nasib saya, keluarga, dan masyarakat di sekitar,” tambahnya.
Satu demi satu mulai di buktikan Yayan, dari sejak SMP dan SMA dirinya sudah banyak menghasilkan prestasi hingga ke nasional. Cap “anak pelosok” itupun dibatahkan dengan gelar Sarjana yang diraihnya dengan status mahasiswa cumlaude Sarjana Pendidikan PPkn. Bahkan saat ini Yayan tengah disibukkan sebagai mahasiswa S2 Prodi PPkn di Universitas Negeri Gorontalo.
“Hingga kini, setiap keberhasilan yang saya raih, baik melalui pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat menjadi jawaban atas semua keraguan orang lain. Saya ingin menjadi inspirasi bagi anak-anak di pelosok desa mana pun, bahwa mereka juga bisa melampaui batasan yang dunia berikan kepada mereka,” jelasnya
Terakhir dirinya berpesan kepada setiap anak, jangan biarkan suara orang lain mendefinisikan siapa dirimu. Jadikan dirimu bukti bahwa mimpi-mimpi besar bisa tumbuh di tempat yang kecil (Tr-76)











