Suasana duka menyelimuti kediaman almarhum Fadlianto Latengo (10) bocah yang tewas tenggelam di lubang galian pasir sungai Bone, Selasa (12/11/2024). Isak tangis pun pecah dari pihak keluarga terlebih ibu kandung korban Mun Atuna (35) saat jenazah anaknya itu diantar ke pekuburan keluarga Kelurahan Pauwo Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Rabu (13/11/2024)
Roy Tilameo – Bone Bolango
Sekitar pukul 09.30 WITA. Sejumlah teman-teman almarhum dari kelas 4 SDN 10 Kabila serta para guru juga turut menghadiri pemakaman.
Alm Fadlianto dimakamkan terlebih dahulu karena jenazahnya yang pertama kali ditemukan. Usai pemakaman, Mun Atuna jatuh pingsan sehingga harus diangkat beramai-ramai oleh pihak keluarga kembali ke rumah duka.
Yusuf Latengo (52) ayah kandung alm Fadlianto saat ditemui Gorontalo Post di rumah duka mengungkapkan, dirinya sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa anaknya sulungnya tersebut. Pria yang kesehariannya sebagai pengemudi bentor ini menceritakan awal mula kejadian anaknnya tenggelam di sungai Bone.
Sekitar pukul 14.00 Wita, Yusuf menanyakan kepada Alm Fadlianto pukul berapa mau pergi ke tempat pengajian. Pasalnya, Fadlianto dan Alm. Rafa Pratama Suleman biasa pergi bersama ke tempat pengajian.
Namun, saat itu Alm Fadlianto menjawab bahwa belum mau ke tempat pengajian. Mendengar hal itu Yusuf memberikan uang Rp 2 Ribu kepada Fadlianto untuk membeli makanan ringan.
Sekitar pukul 14.30 Wita Yusuf pamitan kepada istrinya ke tempat mangkal bentor untuk mencari penumpang. Karena belum dapat penumpang hingga beberapa jam, sekitar pukul 16.30 Wita, Yusuf memutuskan untuk pergi ke rumah anaknya yang ada di Kelurahan Wongkaditi.
Sekitar pukul 17.00 wita Yusuf mendapat kabar dari sejumlah rekannya bahwa anaknya Fadlianto tenggelam di sungai bone. Mendengar informasi itu, Yusuf bergegas ke Rumah Sakit Aloei Saboe untuk mengecek anaknnya apakah masib hidup.
Betapa kagetnya Yusuf setibanya di rumah sakit telah menemukan anaknya sudah tak bernyawa. Seketika Yusuf dan istrinya histeris karena merasa tak percaya dengan apa yang menimpa anak mereka. Jenazah Yusuf akhirnya dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

“Anak saya ini biasannya hanya di dalam rumah nonton Televisi sepulang sekolah. Tapi kenapa saat itu dia ikut dengan temannya ke sungai bone yang baru kali itu dia (almarhum,red) lakukan. Seandainya saya tidak pergi saat itu, mungkin almarhum tidak pergi ke sungai. Tapi saya yakin dan percaya ini memang sudah rencana Allah SWT. Mungkin Allah sayang dia karena rajin sholat lima waktu di masjid dan belajar mengaji,”kata Yusuf.
Padahal diakui Yusuf, sudah sebulan terakhir ini dia telah menyicil handphone untuk diberikan kepada Fadli guna keperluan ujian dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
“Saat ini tinggal saya dan sisa dua anak kandung saya di rumah bersam istri serta anak tiri. Kami merasa sangat kehilangan atas kepergian Fadli untuk selama-lamannya. Semoga Almarhum Husnul Khotimah dan diberikan tempat yang kayak disisi Allah SWT,”tutup Yusuf.
Sementara itu di depan rumah Yusuf yang hanya berjarak 50 meter, Jenazah Alm. Rafa Pratama Suleman (12) dibawa ke tempat pemakaman yang juga tidak jauh dari pemakaman Alm Fadli. Ratusan para pelayat turut mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman. (*)









