Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Proyek pelebaran jalan Trans Sulawesi kawasan Bone Pesisir (Bonpes) Kabupaten Bone Bolango menuai sorotan warga. Pasalnya, material jalan yang hanya dibiarkan menumpuk di tengah jalan menjadi pemicu kemacetan kendaraan yang melintas di area tersebut.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Kristina Udoki, di mana tumpukan material pada proyek pelebaran jalan Bonpes tersebut sangat mengganggu para pengguna jalan khususnya yang mengendaraai kendaraan, terlebih roda empat.
Femi sapaan akrab Aleg Partai Amanat Nasional (PAN) dari daerah pemilihan (Dapil) 2 Kabupaten Bone Bolango ini mengungkapkan, ruas jalan Bonpes yang saat ini sementara dikerjakan itu, merupakan akses satu-satunnya jalan yang bisa dilintasi jika dari Kota Gorontalo menuju Bonpes.
Bahkan, ruas jalan itu juga akses Trans Sulawesi yang menghubungkan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Tak heran kendaraan yang melintas di ruas jalan tersebut lumayan banyak.
“Memang sistem buka tutup jalan. Tapi mobil yang melintas tidak gantian, sehingga jika berpapasan maka terjadilah kemacetan. Jadi buka tutup jalan ini menurut saya tidak maksimal,” ungkap Femi.
Bahkan diakui pula, pada Sabtu (12/10) ada sebuah Ambulance sempat menuggu lama karena macet. Harusnya kata Femi, tumpukan material tersebut diatur dengan baik, sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas kendaraan. Begitu pula dengan aturan buka tutup jalan harus diberlakukan secara maksimal agar kendaraan yang melintas tidak kacau balau.
“Percuma ada buka tutup jalan tapi masih ada kendaraan yang berpapasan. Artinya, kendaraan dari kedua arah dibiarkan lewat, dan tidak gantian, sehingga ketemunya di pertengahan jalan. Dan ini menjadi pemicu kemacetan kendaraan,” jelas Femi yang juga warga Bonpes ini sembari berharap agar Pimpinan Proyek (Pimpro) Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk mengevaluasi Kembali kinerja kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut agar tidak menyusahkan masyarakat.
Kepala Satuan Kerja (Kastker) PJN Gorontalo Ringgo Radetyo saat dikonfirmasi mengatakan, tumpukan material itu memang material hasil galian yang sedang proses dibuang. Dan untuk proses pembuangannya jelas Ringgo, dilakukan saat penutupan jalan.
“Saat dibuka sebentar, mungkin belum selesai sepenuhnya proses pembuangannya, sehingga badan jalan kurang lebar, untuk ini kami mohon maklumnya karena memang masih dalam masa pelaksanaan galian lereng,” tandas pria peraih Satyalancana Pembangunan dari Presiden RI Jokowi itu. (roy)











Discussion about this post