Gorontalopost.co.id, GORONTALO – Kakao kini menjadi salah satu komoditi perkembunan yang menjanjikan. Tak heran satu per satu perusahaan penampung kakao mulai berkembang.
Selain harga yang sudah naik, permintaan kakao kini cukup banyak dari beberapa negara, salah satunya negara Jerman (Germany). Gorontalo kini menjadi salah satu provinsi yang ikut meng-ekspor kakao ke negeri panzer itu.
Zamaludin Modanggu, salah satu eksportir kakao yang berlokasi di Kecamatan Isimu, Kabupaten Gorontalo mengaku kebutuhan ekspor sekali kirim sebanyak 20 ton. Untuk memenuhi kuota tersebut, ia harus memakai sistem jemput bola.
Dimana kakao milik petani akan dibeli langsung di titik titik lokasi penjemputan yang disepakati. “Kalau sekarang itu paling banyak 1 ton dalam seminggu yang masuk karena belum musim panen, kalau musim panen yang masuk tiap minggu itu sampai 7 ton,” ujarnya.
Selain ekspor, Zamaludin mengungkapkan perusahaannya juga memenuhi permintaan kakao antar pulau. “Permintaan juga ada dari perusahaan-perusahaan di Jakarta dan Surabaya,” tuturnya.
Untuk mendorong kembali semangat petani kakao, ia mengaku telah membuat persatuan petani kakao Taluditi dan persatuan petani kakao Kotamobagu. “Ini bertujuan untuk memudahkan saya sosialisasi segala program yang dijalankan di perusahaan agar kedua belah pihak (perusahaan dan kakao) sama-sama menikmati untung,” ujarnya.
Saat ini, harga pasar kakao di Gorontalo masih dikisaran Rp108 ribu per kg. Harga dinilai masih cukup tinggi dibandingkan 2023 lalu yang hanya berada di posisi Rp30 ribu per kg.(dan)












Discussion about this post