Gorontalopost.id, LIMBOTO — Sebulan sudah banjir bandang yang melanda Gorontalo beralalu, namun warga di rumah deret nelayan yang dibangun pemerintah di tepi Danau Limboto, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto masih saja tergenang.
Pantauan Gorontalo Post, Ahad (11/8), sejumlah rumah di lingkungan IV Kelurahan Kayubulan, masih terendam banjir dari ketinggian mata kaki sampai di pinggang orang dewasa.
Sebagian warga yang berada di rumah dekat deret nelayan sudah kembali dan mulai membersihkan rumahnya, meski memang di rumah deret nelayan belum ada yang tinggal.
“Memang sudah tidak ada yang di posko, tetapi warga yang tinggal di deret nelayan masih tinggal di rumah keluarga mereka,” ungkap Harun Pakaya warga sekitar.
Harun juga mengaku tidak ingin pindah dari rumahnya walaupun tergenang banjir. Bahkan ini adalah yang terparah selama dirinya tinggal di rumah deret nelayan tersebut.
“Ini yang sudah paling parah, tetapi kami tetap betahan di sini. Kalau pun pindah, tidak ada lahan bagi kami membangun rumah dan tentunya butuh uang yang tidak sedikit,” ujarnya.
Warga dirumah deret nelayan ini pun mengaku tetap bertahan di sini dan tidak ingin direlokasi, mereka hanya butuh papan untuk mereka gunakan tidur ataupun melakukan aktivitas memasak.
“Kami butuh papan dan kami tidak ingin direlokasi atau pindah dari sini,” terang Harun. Sementara itu secara terpisah Lurah Kayubulan, Kecamatan Limboto Tasril Hilumula mengaku, jika sampai saat ini untuk wilayah rumah deret nelayan masih terendam.
“Ada sebanyak 131 rumah yang masih tergenang dan mereka pun tidak ingin direlokasi, sejak awal banjir memang mereka hanya mengeluh butuh papan,” jelas Tasril.
Ia menambahkan, kondisi saat ini memang memaksa para warga harus bertahan di tempat pengungsian hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.
Tetapi alhamdulillah air sudah mulai surut, tinggal di rumah menuju deret nelayan yang masih agak tinggi dan memang sudah banyak warga yang sudah kembali ke rumah masing-masing.
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan para warga yang rumahnya masih tergenang air, Tasril mengungkapkan, sampai saat ini bantuan-bantuan masih terus disalurkan.
Selain dari BPBD Kabupaten Gorontalo, ada juga bantuan yang diterima oleh pemerintah kelurahan dari pihak-pihak lainnya. Walaupun bantuan-bantuan masih terus didistribusikan, para warga yang terdampak sudah mulai menyesuaikan dengan keadaan.
“Sebagian dari mereka sudah ada yang beraktivitas mencari nafkah sesuai pekerjaan masing-masing seperti berjualan, mencari ikan, sehingga tidak lagi bergantung dengan bantuan dari pemerintah,” pungkas Tasril. (Wie)











Discussion about this post