Gorontalopost.id, GORONTALO – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Gorontalo, berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo, serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo, melaksanakan Diseminasi Fiskal dan Moneter untuk Kajian Fiskal Regional (KFR) dan Laporan Perekonomian (LPP) Gorontalo Triwulan I Tahun 2024, Kamis (25/7), berlangsung di ballroom kantor Bank Indonesia Gorontalo.
Pada kegiatan tersebut Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Adnan Wimbyarto, mengatakan Ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2024 menunjukkan kinerja positif dan mengalami pertumbuhan sebesar 4,49 persen secara year on year.
“Pada triwulan 1 ini Gorontalo memberikan kontribusi terhadap perekonomian Sulampua sebesar 3,61 persen. Sementara itu, Struktur PDRB Gorontalo menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Triwulan I Tahun 2024 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu, Pertanian sebesar 36,79 persen, Perdagangan sebesar 14,51 persen, dan Konstruksi sebesar 11,08 persen,” jelasnya
Lanjut Adnan mengutarakan, bahwa struktur PDRB Gorontalo menurut Pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2024, tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Bahkan aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Gorontalo atau (63,02 persen).
“Secara qtq Kontraksi Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang mencapai 25,78 persen merupakan hal yang umum terjadi karena adanya slow back-loaded expenditure pada pelaksanaan anggaran pemerintah, sementara itu berbicara mengenai konstribusi fiscal, Konstribusi Fiskal terhadap PDRB dapat dikelompokkan dalam pengeluaran konsumsi pemerintah (G), konsumsi rumah tangga (C), dan investasi (I),” terangnya
Ditempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha mengatakan, untuk menurunkan inflasi perlu kerja sama yang bagus antara pemerintah dengan Bank Indonesian dan juga para pemangku kepentingan, termasuk distributor bahkan para rumah tangga, untuk bagaimana sama-sama untuk mengendalikan inflasi ini.
“Secara terupdate itu kita bagaimana berupaya untuk melakukan gerakan tanam cabe ini menjadi gerakan yang massif,”jelasnya. Sebelumnya kata dia, upaya ini sudah sukses dilakukan pada tahun 2022 ke 2023, sehingga pada tahun 2024 kembali masifkan lagi.
“Karena apa, ini sangat penting mengingat cabe (penyumbang inflasi) ini salah satu komponen yang memang masyarakat suka ya,”paparnya.
Produksi cabe di Gorontalo, lanjut Dian, pada umumnya dipasok ke luar daerah oleh para pedagang besar dari provinsi lain. Sehingga untuk kebutuhan dalam daerah perlu keseriusan untuk dipenuhi.
Terakhir untuk menjaga kestabilan inflasi khususnya pangan dapat dilakukan dalam kerangka 4K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif. (Tr-76)
Comment