Gorontalopost.id, GORONTALO – Pekan imunisasi nasional (PIN) Polio di Kota Gorontalo sudah mulai dilaksanakan sejak Selasa (23/7/2024) kemarin. Di hari pertama, pelaksanaan program tersebut, telah mencapai angka 32 persen. Ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dikes).
“Dari data yang kami miliki saat ini, sampai dengan pukul 23.00 Wita Selasa (23/07/2024) kemarin, sudah 32 persen anak dan balita yang menerima PIN Polio,” ujar Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Harson Ahudulu, saat dihubungi melalui selular Rabu (24/7/2024).
Capaian PIN Polio hari pertama ini, menjadi salah satu bukti sosialisasi yang dilaksanakan Pemerintah Kota Gorontalo terhadap pelaksanaan PIN Polio berjalan dengan baik.
Kembali ke Harson. Kata dia, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan capaian PIN Polio dihari kedua. Upaya itu, kata Harson, akan direalisasikan dengan cara menyisir Sekolah Dasar Negeri (SDN) sederajat.
“Saat ini tim kesehatan dimasing-masing Puskesmas (Pusat kesehatan masyarakat) tengah memberikan PIN Polio untuk anak jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiah,” tutur Harson.
“Untuk pelaksanaan PIN Polio di sekolah yang ada di Kota Gorontalo, sebelumnya kami telah melakukan pertemuan dengan Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Kami pun diberikan data sekolah mana saja yang sudah siap melakukan program PIN Polio, dan pelayanan medisnya tentu dilakukan tim kesehatan dari setiap Puskesmas, Dinas Kesehatan sendiri hanya mendampingi,” imbuhnya.
Masih kata Harson, pihaknya akan melakukan beragam cara agar PIN Polio di Kota Gorontalo terlaksana dengan baik dan yang utama lagi mencapai target yang telah dipatok. “Kami optimis, sampai dengan hari ketujuh bisa mencapai 97 persen pelaksanaan program PIN Polio ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Harsin kembali mengimbau kepada masyarakat untuk membawa anaknya mengikuti PIN Polio. Sebab, hal itu untuk menjaga anak dari ancaman virus polio yang dapat menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan mendadak dan kecacatan seumur hidup. Bahkan, kata Harson, kematian akibat kelemahan pada otot pernafasan.
“Kasus polio terbanyak terjadi pada anak dibawah usia lima tahun. Namun, polio juga dapat terjadi pada semua usia, yang beresiko tertular virus polio adalah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap, serta anak-anak yang tinggal ditempat yang sanitasinya buruk dan tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti tidak mencuci tangan dengan sabun dan buang air besar sembarangan,” jelasnya.
Bukan hanya itu, menurut Harson, di Indonesia terdapat 399 kota dan kabupaten atau 78 persen tercatat sebagai daerah resiko tinggi polio. “Di Indonesia ada 399 kabupaten kota atau 78 persen dari jumlah seluruh kabupaten kota seIndonesia yang beresiko tinggi polio,” tutup Harson.(rwf)












Discussion about this post