Gorontalopost.id, GORONTALO – Aktivitas belajar mengajar di puluhan sekolah yang ada di Kota Gorontalo, dan Kabupaten Gorontalo, belum dimulai. Puluhan sekolah itu masih tutup. Pemerintah daerah meliburkanya, lantaran terdampak bencana banjir.
Padahal, Senin (15/7) kemarin, merupakan awal tahun ajaran baru dimulai, para siswa juga harusnya pertama masuk sekolah. Sekolah tutup dan diliburkan itu seperti SD Negeri 13 Kota Barat, di Jalan Delima, Kota Gorontalo.
Pantauan Gorontalo Post, Senin (15/7) kemarin, kondisi sekolah masih tergenang, bahkan di dalam kelas, air masih nyaris di betis orang dewasa. “Nggak tau ini kapan mau surut, di belakang (sekolah) ini ada kolam ikan,”kata salah seorang guru, kemarin. Guru PJOK ini hanya di depan gerbang sekolah.
Ia mamarkir motornya tepat di gerbang sekolah. Sambil duduk di motor ia, memandangi kondisi sekolah yang tergebang. “Tadi ikanya besar di sini, ya karena di belakang itu ada kolam ikan,”ujarnya sambil menunjuk ke arah dasar gerbang sekolah.
Kata dia, sebanyak 9 siswa baru SD 13 Kota Barat untuk tahun ajaran ini, harusnya sudah mulai masuk sekolah. “Tapi ini kan nda mungkin sekolah buka, masih diliburkan,”tandasnya, sambil berharap air segera surut.
Total, di Kota Gorontalo, terdapat 34 sekolah yang masih diliburkan karena terdampak banjir. “Kami harus meliburkan mereka (Siswa dan guru). Karena sekolah mereka terdampak banjir,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Lukman Kasim, Senin (15/7).
Lukman merinci sekolah yang diliburkan. Di tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) sebanyak 33 sekolah. Yaitu, SDN 1, 2, 3, 4, 8 dan 10 Kota Barat. Kemudian SDN 34, 35, dan 36 Hulonthalangi.
“Berikutnya di Kota Selatan ada empat SDN, yang terdiri dari SDN 25, 27, 28 dan 29. Selanjutnya Kecamatan Dumbo Raya ada enam sekolah, yakni SDN 48, 49, 50, 52, 53 dan 54. Kemudian di Kota Timur ada sembilan SD, yaitu SD 56, 57, 58, 61, 62, 65, 66, 67, dan 68,” sambung Lukman.
Sedangkan untuk tingkat menengah, atau SMP Negeri, kata Lukman, hanya satu sekolah yakni SMP Negeri 11 yang terletak di Kelurahan Tamalate. Masih kata Lukman, selain meliburkan 34 sekolah, pihaknya juga memberikan toleransi kepada siswa yang rumahnya terendam banjir, meski sekolahnya tak terdampak.
“Sampai Jumat pekan ini mereka akan diliburkan. Karena untuk pembersihan membutuhkan waktu yang tak sedikit. Belum lagi kalau ada, kebutuhan yang terendam atau dibawa air banjir,” katanya.
Di Kabupaten Gorontalo, rata-rata sekolah yang sempat terdampak banjir sudah mulai surut, bahkan di SDN 7 Tilango sebagai lokasi terparah terkena dampak banjir, airnya sudah mulai surut, walaupun di halaman sekolah masih ada genangan air dengan ketinggian sampai di lutut orang dewasa. K0ndisi ini, membuat para orang tua dan guru, gotong royong mulai melakukan pembersihan.
Salah seorang guru di sekolah tersebut, Risman Mahmud, mengaku dengan kondisi ini program MPLS yang seharusnya sudah dilaksanakan terhambat, tetapi dengan kondisi tersebut mereka tidak bisa berbuat banyak.
”Ini adalah SD terparah yang terdampak banjir dari sekolah lainnya dan semoga dalam waktu dekat bisa segera surut agar aktifitas pembelajaran sudah bisa dilaksanakan,” harapnya.
Dari data yang dihimpun, masih ada 26 sekolah yang masih terdampak, baik itu airnya belum surut atau menjadi lokasi pengungsian. Yang terparah adalah di Kecamatan Tilango sebanyak 21 sekolah yang masih terdampak banjir, yang terdiri dari 10 SD, 2 SMP dan 9 TK. Di Kecamatan Telaga Jaya terdapat 2 SD, 1 SMP dan di Kecamatan Limboto terdapat dua SD.
Asisten III Setda Kabupaten Gorontalo, Haris Tome saat dikonfirmasi mengatakan, dari 12 sekolah yang berada di Kecamatan Tilango, masih ada 4 sekolah yakni SDN 4, SDN 7, SDN 10 serta SMP 1 Tilango yang hingga saat ini masih terendam air di halaman sekolahnya.
”Sementara sisanya masih menjadi lokasi pengungsian warga sekitar yang terdampak banjir,” jelas Haris. Sementara untuk Kecamatan Telaga Jaya dan Kecamatan Limboto, banjirnya sudah surut, dan tinggal melakukan pembersihan saja.
”Alhamdulillah sudah mulai berangsur surut dan semoga secepatnya kembali pulih, sehingga warga yang mengungsi di sekolah sudah bisa kembali kerumahnya dan akttifitas pembelajaran sudah mulai bisa dilaksanakan, ”harapnya. (tro/rwf/wie)











Discussion about this post