Gorontalopost.id, GORONTALO – Tangisan histeris dari pihak keluarga yang berduka atas meninggalnnya , Syafruddin Mo’o (54) warga Kelurahan Tenilo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Rabu (10/7).
Ini setelah pria Lanjut Usia (Lansia) itu meregang nyawa akibat tertimpa longsoran batu dari bukti di bagian atap belakang rumahnya hingga tembus ke kamar korban.
Informasi yang dirangkum Gorontalo Post, longsoran batu itu terjadi sekitar pukul 17. 30 Wita. Ketika bencana tersebut terjadi, Almarhum Syafruddin dan keluarganya sedang berada di dalam rumah.
Saat itu, korban sedang berada di dapur sendirian. Pihak keluarga sempat mendengar adannya gemuruh longsoran berupa bebatuan dari belakang rumah.
Hanya saja, suara itu berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba terjadi dentuman keras di atap hingga di dalam rumah. Betapa kagetnya ketika pihak keluarga melihat sumber bunyi itu ternyata material longsoran batu bercampur tanah sudah tembus ke dalam rumah.
Seketika pihak keluarga mencari keberadaan Almarhum Syafruddin di dalam reruntuhan material longsoran. Dengan menggunakan alat manual, warga yang dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Gorontalo langsung mengevakuasi korban.
Sayangnya saat korban ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Pihak keluarga langsung histeris, tak percaya kejadian naas yang menimpa ayah mereka.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Gorontalo, Dandi Datau saat diwawancarai di lokasi kejadian menyampaikan, Almarhum Syarifufin mengungsi ke rumah anaknya karena rumahnya terendam banjir.
Namun, insiden longsoran batu di rumah anaknya justru itu malah tertimpa longsor dan meninggal dunia.
Dandi Datau menyampaikan, pihaknya telah melakukan evakuasi jenazah korban dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Otanaha.
“Material longsor iru segera dilakukan pembersihan. Sedangkan untuk keluarga korban saat ini masih dalam keadaan baik-baik saja, karena memang pada saat kejadian mereka berada di depan rumah. Tidak ada korban lainnya, keluarganya juga saat ini Alhamdulillah dalam keadaan baik-baik,”tandasnya.
Sementara itu Kepala BPBD Kota Gorontalo Mahmud Baderan mengatakan, pihaknya baru menerima laporan dari Lurah tenilo sekitar pukul 05. Sore, bahwa ada 1 warga yang tertimpa longsor.
Saksi mata dari pihak keluarga mengakui pula material longsor menimpa rumah bagian dapur. Sehingga dapur ambruk dan menimpa korban.
“Ya, setelah jenazah dievakuasi ke rumah keluarga yang aman. Kita menghimbau kepada penghuni rumah untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Karena kita liat kondisi masih rawan longsor sembari melihat Terakhir dirinya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati, apalagi bagi masyarakat yang tinggal di lokasi yang memang rawan banjir dan longsor.
Menurut Lurah Tenilo, Gamar Daud, peristiwa yang menyebabkan Syarifudin Moo meninggal dunia terjadi sekira pukul 17.05 Wita.”Kejadiannya itu sekitar pukul lima sore tadi pak,” beber Gamar ketika diwawancarai Gorontalo Post.
Gamar menceritakan, Syarifudin merupakan warganya yang tempat tinggalnya di ruas Jalan Kancil.
Namun, pasca tempat tinggalnya berulang kali dilanda bencana banjir bandang, korban pun meninggalkan kediamannya dan mengungsi ke rumah keluarganya yang ada di Jalan Anoa.
Di sana, kata Gamar, dekat dengan area perbukitan. “Dia tewas di rumah keluarganya yang ada di Jalan Anoa,” ungkap Gamar. Gamar pun menjelaskan kronologi hingga Syarifudin tewas.
Menurut Gamar, dari beberapa pengakuan keluarganya, saat longsor terjadi Syarifudin berada di salah satu ruangan rumah. Dia, kata Gamar, dalam kondisi duduk. Seketika longsor terjadi, korban tak bisa menyelamatkan diri.
“Menurut pengakuan keluarganya, pak, almarhum sempat melihat plafon rumah akan menimpa dirinya. Tapi, korban sudah tak bisa bergerak dan akhirnya tewas lantaran longsor,” beber Gamar.
Gamar juga mengemukakan, almarhum menurut keluarganya memiliki riwayat jantung. Longsor juga terjadi di kawasan wisata benteng Otanaha. di Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat.
Menyikapi bencana itu, pengelola wisata terpaksa menutup akses ke objek wisata itu, Rabu (10/7/2024). (Tr-76/roy/rwf)











Discussion about this post