gorontalopost.id – Bagi sebagian masyarakata Gorontalo, tentu tak asing dengan Kedai Tuli. Kendati dinamai Kedai Tuli, tak membuat kedai ini sepi. Kedai yang berada di Jln Tondano Kelurahan Molosifat U, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo itu jelas terlihat sepi jika siang hari. Tapi menjelang sore, lapak-lapak yang berjejeran ini akan kembali ramai dengan hadirnya para pengunjung yang ingin menikmati jajanan sore atau sekedar nongkrong.
Uniknya, hampir seluruh pengelola lapak-lapak ini merupakan penyandang disabilitas tunarungu dibawah binaan Yayasan Putra Mandiri Kota Gorontalo. Seperti malam itu. Jumat,(3/05) Kedai Tuli dikunjungi langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Gorontalo Misnawaty Nuna bersama jajaran.
Misnawaty Nuna mengatakan, kunjungannya tersebut guna mempersiapkan diri menghadapi Tim Penilai dari Inspektorat Jendral Kemenag RI yang akan berlangsung pada tanggal 12 dan 19 Mei 2024. Hal ini berkaitan dengan berhasilnya Kemenag Kota Gorontalo pada penilaian tahap dua, program reformasi birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan-RB) RI. Kemenag Kota di anggap layak dalam penilaian Zona Integritas karena memiliki berbagai inovasi dan layanan publik. “Alhamdulillah tahun ini Kemenag Kota Gorontalo berhasil lolos penilaian zona integritas tahap 2 yang dilaksanakan oleh SekJen KemenPAN-RB. Pada penilaian tahap satu untuk wilayah Sulawesi hanya ada 3 instansi yang lolos pada penilaian tahap dua salah satunya Kemenag Kota Gorontalo,”Kata Misnawaty.
Menuntaskan buta aksara Alquran bagi penyandang disabilitas tuna rungu merupakan salah satu program yang dipenuhi guna meraih predikat ZI. Layaknya keluar dari zona nyaman, dirinya punya cara tersendiri dan memastikan bahwa pendidikan agama dapat diakses oleh siapapun tanpa memandang fisik dan kemampuan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Putra Mandiri Gorontalo Raden N Sahi menuturkan, terkait kerjasama dengan Kemenag Kota Gorontalo, pihaknya sangat antusias mengingat program tersebut bertujuan memberdayakan para penyandang disabilitas. “Kami menyambut dengan gembira kerjasama dengan Kemenag Kota Gorontalo dalam implementasi program menuntaskan buta aksara Alquran. Walaupun kawan-kawan disabilitas ini banyak yang tahu mengaji, namun masih banyak yang belum mengetahui huruf hijaiyah. Selain mengaji, Insya Allah kawan-kawan disabilitas bisa tahu tata cara sholat lima waktu,”jelas Raden Sahi. Dari sisi pemberdayaan ekonomi pelaku UMKM, Raden Sahi sangat antusias. Menurutnya, apapun bentuk dan program kerjasama yang ditawarkan OPD terhadap yayasan akan diterima dengan baik. “Kami menyesuaikan dengan program OPD. Silahkan programnya seperti apa. Yang kami utamakan agar kawan-kawan disabilitas ini ekonominya maju. Tidak bergantung kepada orang lain dan tidak harus minta-minta,”tukasnya. (gp)










Discussion about this post