Gorontalopost.id, GORONTALO – Komitmen Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Gorontalo dalam meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) mulai menunjukkan hasil.
Kendati dihadapkan pada sejumlah syarat, Kemenag Kota Gorontalo berhasil lolos pada penilaian tahap dua, program reformasi birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan-RB) RI.
Kemenag Kota di anggap layak dalam penilaian ZI karena memiliki berbagai inovasi dan layanan publik. Dalam hal ini, nantinya Kemenag Kota bakal menjadi percontohan layanan publik yang cepat, mudah dan bebas korupsi.
“Alhamdulillah tahun ini Kemenag Kota Gorontalo berhasil lolos penilaian zona integritas tahap 2 yang dilaksanakan oleh SekJend KemenPAN-RB. Pada penilaian tahap satu untuk wilayah Sulawesi hanya ada 3 instansi yang lolos pada penilaian tahap dua salah satunya Kemenag Kota Gorontalo,”Kata KakanKemenag Kota Gorontalo Dr.Hj Misnawaty S Nuna S.Ag, MH. Jumat, (3/05) saat ditemui di Kedai Tuli, Yayasan Putra Mandiri Kota Gorontalo.
Merupakan sebuah kebanggaan, namun menurut Misnawaty, pihaknya harus mempersiapkan diri dengan sumber daya yang ada saat menghadapi Tim penilai dari Inspektorat Jendral Kemenag RI yang akan berlangsung pada tanggal 12 dan 19 Mei 2024.
“Penilaian dititikberatkan pada layanan yang diberikan kepada masyarakat serta integritas dalam memberikan layanan, mengacu pada beberapa kriteria termasuk sarana dan prasarana pendukung. Kita berharap Kemenag Kota bisa maju lagi pada penilaian terakhir oleh Tim Penilai Nasional,”harap Misnawaty.
Menuntaskan buta aksara Alquran bagi penyandang disabilitas tuna rungu merupakan salah satu program yang dipenuhi guna meraih predikat ZI. Layaknya keluar dari zona nyaman, dirinya punya cara tersendiri dan memastikan bahwa pendidikan agama dapat diakses oleh siapapun tanpa memandang fisik dan kemampuan.
“Kita diharapkan punya program unggulan dan inovasi. Pelayanan kepada masyarakat tidak hanya standart seperti layanan haji dan umroh, layanan menikah, layanan pontren. Kami kerjasama dengan Yayasan Putra Mandiri yang menangani lansia dan disabilitas. Mereka yang berbeda ini dapat perhatian khusus dari kami. Kami bantu namun bisa berdaya guna dengan kemampuan mereka sendiri,”ujar Misnawaty.
Selain Penyuluh Agama yang menguasai bahasa isyarat, hingga saat ini Kemenag Kota sudah memiliki 20 orang relawan yang dibekali Training of Trainer (ToT), kemampuan dasar memberikan pembelajaran baca tulis Alquran.
Kemenag Kota juga bekerjasama dengan Lapas anak dan Lapas dewasa terkait menuntaskan buta aksara Alquran. (Adv/lyd)












Discussion about this post