Gorontalopost.id, GORONTALO – Seorang ibu rumah tangga di Kota Gorontalo, harus keluar masuk mini market untuk mencari beras premium yang biasa dibelinya.
Dalam beberapa hari terakhir, beras premium kemasan 5 kg itu, terasa langka di pasaran.
“Pe susah skali modapa beras yang dikemasan begitu skarag (susah sekali mendapatkan beras kemasan seperti itu sekarang ini),”ujar perempuan berusia sekira 30an di depan sebuah mini market di Jln.
Palma, Kota Gorontalo, Kamis (22/2). Petugas minimarket pun membenarkan, jika beras premium kemasan seperti merek sania, laris, dan dua merpati memang lagi kosong.
Sebelum kosong di etalase toko, beras premium itu juga telah mengalami kenaikan harga, dari yang biasanya Rp 58.500 menjadi Rp 59.500 per kemasan 5 Kg.
“Lagi kosong kak,”ujar petugas minimarket.
Di pasar tradisional untuk beras lokal stoknya cukup tersedia, hanya saja harganya bikin pembeli keder, sebab ternyata melonjak gila-gilaan.
Harga beras premium lokal yang biasanya Rp 590.000 per karung ukurang 50 Kg, kini menjadi Rp 750 ribu per karung, atau naik hingga Rp 160 ribu per karung.
Dengan harga begitu, maka harga eceranya pun naik, dari yang biasanya Rp 13 ribu per kg, kini dijual dengan harga Rp 15.000 – Rp 16.000 per kg.
“Bila per liter dengan harga normal itu, hanya Rp.10.000, tapi sekarang tidak bisa lagi harga begitu, sudah naik,”ujar Ratnawati (43), pedagang beras di Bone Bolango, saat ditemui Gorontalo Post, Kamis (22/2) kemarin.
Menurut dia, harga beras mulai naik sebelum masa pemilihan umum (Pemilu), usai Pemilu atau dalam sepekan terakhir, hampir setiap hari ada pergerakan naik harga beras.
Kenaikan harga beras, menurut Ratnawati, juga perpengaruh pada pendapatanya, sebab rupanya masyarakat berkurang datang membeli beras.
“Biasanya kami untung sampai Rp 100 ribu per karung, tapi sekarang hanya sekitar Rp 40ribuan, yang beli juga kurang,”katanya.
Seorang pedagang beras di Pasar Sentral, Kota Gorontalo, Abdullah, juga mengaku terjadi kenaikan harga beras yang signifikan dalam sepakan terakhir.
Kata dia, beras lokal yang biasanya hanya Rp 650-670.000 per karung ukuran 50 kg, kini naik menjadi Rp 750 ribu per karung. “Ya sudah naik, harga per satu kilogram itu sekarang Rp 150oo, ada yang Rp 16.o00. Kalau per karung Rp 750 ribu,”ujarnya.
Kenaikan harga beras kata dia, membuat kaget para pelangganya.
Namun ia tidak punya cara lain, selain menaikkan harga beras, karena modalnya juga tinggi untuk membelinya dari petani. “Katanya kemarau, ada gagal panen.
Sehingga pasokan kurang, jadi harganya juga mahal,”terangnya.
Hal yang sama juga terjadi di Pasar Liluwo, Kota Gorontalo, dimana harga beras per kg mencapai Rp 15 ribu, sedangkan per karung untuk ukuran 50 Kg mencapai Rp 750 ribu.
“Sebelumnya berkisar Rp 650.000 per karung 50 kg, kini naik hingga pada kisaran harga lebih dari Rp 750 ribu,”ujar salah seorang pedagang beras di Pasar Liluwo.
Menurut dia, kenaikan harga beras mulai terjadi usai Pemilu pekan lalu. “(keuntungan) turun, biasanya bisa Rp 100 ribu per karung. Sekarang sudah mahal, yang laku sedikit,”tambahnya.
Sementara itu, dipantau dari pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS) nasional, harga beras di Gorontalo terus naik dalam beberapa hari terakhir.
Secara umum harga beras di Gorontalo per Kamis (22/2) yakni Rp 15.150 per kg. Di Beberapa pasar tradisional di Kota Gorontalo, harga beras bervariasi, seperti di Pasar Sentral Kota Gorontalo tercatat masih Rp 14.750 per kg, di Pasar Liluwo yakni Rp 15.150 per kg, dan Pasar Tua Biawu yakni Rp 15.250 per kg.
Sementara di pasar Kayubulan Limboto, harga beras sudah mencapai Rp 15.500 per kg.
Salah seorang petani sawah di Bone Bolango, Nurdin Dalila (62), mengaku produksi beras memang mengalami penurunan, hal itu dipicu cuaca yang tidak menentu.
Seperti diketahui kata dia, tahun lalu terjadi kemarau panjang yang berdampak pada gagal panen petani, disusul setelah itu pertumbuhan padi yang tidak stabil, lantaran cuaca juga tidak menentu.
“Ya untuk harga beras sekarang naik itu dikarenakan pertumbuhan padi yang tidak stabil dan juga di pengaruhi oleh kemarau dan cuaca ekstrim,”ujar Nurdin. (
MG 06/Mg-03/mg-05/tro)











Discussion about this post