logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

Politik Angka-Angka

Jitro Paputungan by Jitro Paputungan
Monday, 19 February 2024
in Persepsi
0
Gorontalo 1942:  “Merdeka” Empat Bulan

Basri Amin

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

oleh :
Basri Amin

Dengan angka-angka kita bisa membangun sesuatu, tapi melalui angka-angka pula kita bisa rela mati demi sesuatu. Dengan angka kita (berseru) tentang kebenaran, tapi melalui angka pula kita (berteriak) mendekor kebohongan.

Di kala lain, kebesaran angka tak begitu penting, karena dalam perkara tertentu justru semakin kecil angka perolehan justru semakin baik. Tapi, dalam pertarungan menang-kalah, peruntungan hanya ditakar di atas timbangkan akumulasi angka besar. Ini terjadi ketika Anda hendak menjadi Presiden, Anggota DPR, begitupula ketika Anda hendak menjadi Kepala Desa. Hal serupa terjadi di kalangan ormas, pun di persaingan di Komisi negara, dst.

Dari perhelatan angka-angka kita bisa belajar hal fundamental, bahwa kemenangan selamanya bersifat sementara!. Ia emotif dan deklaratif sekaligus. Tapi tidak demikian dengan kebenaran. Ia logik dan etik sekaligus. Itu sebabnya gema kebenaran (berlaku) sepanjang hayat. Denyutnya dengan mudah terbaca oleh nalar dan nurani kita.

Anda boleh memanipulasi dengan angka-angka, tapi tidaklah demikian dengan kesaksian nalar dan kepekaan nurani akan kebenaran. Kebutaan kita pada pertanyaan tentang kebenaran adalah pangkal tragedi atas nilai-nilai luhur dan sekaligus sebagai kubangan besar bagi penistaan kita terhadap akal budi.

Di hadapan orang banyak, angka-angka bisa memukau. Bahkan membuat histeria. Perhatikanlah dunia sepak bola. Juga, perhatikanlah pula ketika sebuah pertarungan kuasa dipertontonkan. Yang terjadi adalah orang begitu mudah “menghamba” kepada (akumulasi) angka-angka: siapa lebih banyak? Dia atau saya? Lebih baik bukan dia, jika memang bukan saya.

Bagi yang berotak pas-pasan, baginya tak begitu penting untuk memandang “soal-soal” yang melatari pencapaian angka-angka. Juga tak penting untuk bersikap terhadap bebalisme. Baginya, apa pun itu toh dengan mudah dicarikan alasan dan pembenaran. Bahkan ada yang berkata, “dalam pertarungan kuasa, menipu adalah keharusan”.

Angka-angka bisa pula berperan sebagai pembungkus soliditas dan solidaritas tertentu. Dengan angka, kontras penanda “kita” bersama siapa dan “mereka” berkawanan dengan siapa, pun terbentuk, menggumpal dan mengapungkan kontras-kontras baru dalam pergaulan sehari-hari. Dengan itulah pula lingkaran demi lingkaran yang menodai ruang-ruang yang cair, hangat dan produktif dalam pergaulan menjadi acak. Alasan demi alasan untuk menyisipkan interes pribadi dikelola sedemikian rupa. Yang satu kita pangku dengan hormat, sementara yang lain kita hempaskan tanpa empati.

Adakah yang salah dengan angka-angka? Tidak! Justru penciptaan “angka” adalah salah satu puncak pencapaian kemanusiaan kita. Angka adalah ukuran, relasi, dan formula. Ia adalah sejenis “simbolisme”. Ia kompleks dan simpel sekaligus. Tak ada yang cukup dengan sebuah angka (nominal, misalnya). Karena melalui angka pulalah kita bisa membentuk akumulasi, reduksi dan gradasi tertentu. Di “balik” simbolisme angka juga kita berupaya merangkai makna-makna, ketersambungan “ini ditambah itu, dikurang ini, dikali itu, dibagi ini,…”; serta sebuah keterpisahan “jika-maka” yang mendasari (keterhandalan) logika dalam memahami suatu gejala, peristiwa atau ancangan-ancangan tertentu, dst.

Jika Anda hebat dalam perhitungan, Anda pasti akan diperhitungkan. Jika Anda cerdas menghasilkan kata-kata, maka Anda pasti akan menerima (tambahan) kata-kata juga…. Di sini berlaku hukum timbal-balik. Tapi apakah hukum “perhitungan” itu berlaku bagi semua perkara? Apakah angka-angka akan otomatis menyelamatkan keberartian harapan-harapan kita?

Semuanya akan berpulang kepada “kita” sendiri. Sebagai spesies yang di dalam hidupnya dititipkan “Nur” dan “Ruh” dari Maha Pencipta, manusia bisa mencapai sesuatu dengan kesadaran dan kekuatannya, termasuk dalam mengolah potensinya dalam mengutak-atik “angka-angka”, untuk rupa-rupa tujuan dan itikad.

Bukankah Tuhan sering meminta kita, hambaNya, untuk selalu ”menghitung” waktu, karunia, nikmat, amal-amal, dan dosa-dosa?. Kelak, di Akhirat nanti, juga akan berlaku “Hari Perhitungan”, sebagai pasangan-epistemik dari “Hari Pembalasan” dari Tuhan. Maka, apa yang dalam ukuran sehari-hari kita pikirkan dan perlombakan –melalui pertarungan angka-angka–, itu sesungguhnya mengandung “amanah” bagi kita sebagai makhluk pilihan.

Kepada angka-angka kita bisa berkaca, bahwa melalui angka kita bisa terbelah: menjadi manusia yang diperhitungkan atau sekadar menjadi manusia yang hanya berarti karena sebuah hasil perhitungan. Setelah itu, yang akan terjadi adalah bahwa kita semua bukan siapa-siapa: tak sepenuhnya tegak seperti angka “1” tapi juga tak harus berarti kosong-hampa seperti angka”nol”.

Angka-angka amat penting dalam “proses belajar”, “konstruk pengetahuan” dan “kompetisi kuasa”, begitupula dalam perkara bisnis atau perdagangan. Tapi apakah angka-angka adalah belajar itu sendiri? Apakah “rasa miskin” bisa diwakili oleh persentasi “angka miskin?” Apakah angka-angka bisa “diperjual-belikan?” Dan apakah angka-angka bisa “dikuasai” oleh mereka yang berkuasa? Di banyak arena hidup, tak semua orang terlibat dalam urusan angka-angka. Bagi mereka yang begitu dekat dengan “karunia alam”, angka-angka tak bermanfaat. Bahkan tak mereka kenal. Baginya, kehidupan bukanlah urusan besar-kecil atau kurang-tambah; kali-bagi, dst. Hidup adalah pencarian yang menenangkan. ***

 Penulis adalah Pemulung Pengetahuan dan Bekerja di Universitas Negeri Gorontalo
Pos-el: basriamin@gmail.com

Tags: basri aminCatatan basri aminpemilupersepsiPolitik Angka-Angkaspektrum sosial

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Hamka Hendra Noer

Transformasi Kepemimpinan Birokrasi

Discussion about this post

Rekomendasi

Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Personel Satuan Lalu Lintas Polresta Gorontalo Kota mengamankan beberapa motor balap liar, Ahad (30/11). (F. Natharahman/ Gorontalo Post)

Balap Liar Resahkan Masyarakat, Satu Pengendara Kecelakaan, Polisi Amankan 10 Unit Kendaraan

Monday, 1 December 2025
Anggota DPRRI Rusli Habibie bersam Wagub Gorontalo Idah Syahidah RH. (Foto: dok pribadi/fb)

Rusli Habibie Ajak Sukseskan Gorontalo Half Marathon 2025, Beri Efek ke UMKM

Friday, 28 November 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Dugaan Persetubuhan Anak Dibawah Umur, Oknum ASN Gorut Dibui

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.