Gorontalopost.id, Pohuwato, Provinsi Gorontalo – Ramsi Kansil tak membayangkan jalan hidupnya akan sebaik sekarang.
Berlatar belakang seorang petani jagung selama bertahun-tahun, nasibnya berubah sejak ia bekerja di PT Biomasa Jaya Abadi (PT BJA) yang membangun pabrik pelet kayu di daerah Pohuwato.
Berbekal pendapatan yang lebih baik Ramsi memberanikan diri untuk membiayai anak pertamanya kuliah di akademi perawatan (Akper) di kota Gorontalo.
Selepas lulus, keberuntungan mengikuti jejak langkah anak lelakinya itu. Tahun 2022 lalu anaknya diterima menjadi seorang polisi. Kini anak Ramsi bertugas di Polda Gorontalo.
“Anak saya lulus Akper langsung melamar tes di kepolisian dan diterima. Sebagai orangtua saya bangga dan bersyukur bisa mengantarkan anak-anak untuk hidup lebih baik. Apalagi saya juga tidak punya pendidikan yang baik,” ungkap Ramsi di Popayato, Provinsi Gorontalo.
Ramsi bercerita, sewaktu menjadi petani jagung penghasilannya selalu tidak pasti.
Kadang saat panen bisa pegang uang, tapi ketika menunggu masa panen datang selama 5-6 bulan, ia kesulitan mendapatkan penghasilan.
Sering selama masa menunggu itu ia menggantungkan hidup dari utang kepada tengkulak jagungnya.
Jadi ketika panen tiba, uang yang diperoleh sudah habis untuk melunasi utang-utangnya.
“Waktu masih jadi petani jagung paling tinggi saya bisa dapat 1-2 juta saat panen. Sekarang dengan menjadi karyawan BJA bisa bawa uang Rp 5 juta setiap bulan. Dengan uang itu saya kuliahkan anak saya yang pertama dan tahun ini anak nomor dua akan masuk kuliah di Akper Gorontalo,”tuturnya.
Berkat keuletannya, Ramsi saat ini bekerja sebagai mandor 1 di pabrik PT BJA. Dengan jabatannya itu, sehari ia bekerja selama 8 jam.
Setiap minggu seperti karyawan lainnya, Ramsi juga mendapatkan hak libur sehari.
Semua pekerja di lingkungan PT BJA mendapatkan banyak fasilitas. Selain mess untuk tempat tinggal, pekerja juga dilindungi dengan BPJS Tenaga Kerja dan Kesehatan.
“Kerja di BJA ini terus terang, bukan memuji, memang enak, kami banyak difasilitasi,” ujarnya.
Sebagai penduduk Popayato, Ramsi mengaku hidupnya benar-benar berubah dengan masuknya PT BJA di daerah ini.
Dirinya yang dulu tinggal bersama orangtua, sejak jadi karyawan PT BJA bisa menabung dan akhirnya mampu membangun rumah sendiri.
Bahkan kini ia punya ternak burung walet yang memberikan penghasilan tambahan yang lumayan.
“Saya bangga dengan perusahaan karena bisa mengubah hidup saya. Waktu jadi petani, saya tinggal numpang hidup dengan orang tua. Puji Tuhan sejak kerja di BJA bisa bangun rumah sendiri, bisa urus keluarga sendiri,” katanya penuh kegembiraan.
Saat ini PT BJA sudah mengoperasikan satu pabrik pelet kayu dan membangun pelabuhan khusus di desa Trikora, Popayato.
Pelabuhan itu berfungsi untuk menampung produksi dan mengapalkannya ke negara tujuan ekspor.
Perusahaan secara mandiri juga membangun jalan khusus untuk mengangkut pelet kayu dari pabrik menuju pelabuhan sepanjang 34 km.
Direktur Operasional PT BJA Burhanuddin menjelaskan, perusahaan telah merekrut dan mempekerjakan lebih dari 1000 orang karyawan, termasuk suplier dari wilayah sekitar.
Dari jumlah karyawan tersebut, lebih dari 95% adalah tenaga kerja lokal di Pohuwato dan daerah di Gorontalo lainnya.
“Selain bekerja di pabrik dan budidaya tanaman, kami juga memperkerjakan sekitar 120 orang sebagai tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan. Kami ingin kehadiran PT BJA menjadi manfaat bagi daerah ini dan memberikan masa depan yang lebih baik kepada masyarakat dengan tersedianya lapangan kerja,” terang Burhanuddin.
Burhanuddin menerangkan, banyak pekerja di pabrik pelet kayu PT BJA di Pohuwato merupakan lulusan SMA dan SMK di wilayah ini.
Para pekerja ini diberikan pelatihan dan jenjang karir yang baik di perusahaan. Sejumlah pekerja yang memiliki kemampuan dan skill bagus, mereka bisa naik level menjadi staf di pabrik.
“Kami gembira dengan semangat anak-anak muda di Pohuwato yang terus memperjuangkan masa depannya dengan bekerja di PT BJA,” tutup Burhanuddin.(*)
Comment