Gorontalopost.id, GORONTALO – Usaha skala rumahan yang memproduksi bantal kapuk masih cukup banyak. Usaha yang satu ini masih tetap bertahan di tengah banyaknya bantal busa yang bermunculan.
Salah satu yang mempengaruhi usaha ini masih tetap eksis yakni adanya permintaan dari luar daerah, diantaranya Manado dan Ternate.
Pantauan Gorontalo Post di beberapa lapak bantal yang berada di Dungingi menjual bantal busa dan bantal kapuk memiliki pendapatan yang berbeda.
Saipul Abdullah salah seorang penjual bantal kapuk mengatakan peminat bantal kapuk begitu banyak.
Bantal yang dijual pun hasil produksi sendiri, dalam sehari bisa memproduksi 150 bantal.
“Bantal yang saya jual itu seharga Rp125 ribu per set, dan biasa di rumah itu hanya produksi sesuai pesanan jika butuh 10 hanya sepuluh di isi, kalau untuk partai itu dikirim ke Manado 100 bantal sehari, dan di partai saya jual Rp35 ribu per bantal, untuk kapuknya saya beli dari bone pantai Rp 300 ribu per karung dalam 1 karung itu bisa dapat 6 bantal,” ungkapnya.
Tidak hanya itu selain menjual bantal kapuk Saipul juga menjual kasur kapuk yang dijual dengan harga Rp350 ribu untuk kasur kecil dan Rp600 ribu kasur besar. Dalam sehari kasur yang dijual bisa laku 2 unit.
Tak jauh dari lapak bantal kapuk. Abdul penjual bantal busa yang ada di Jalan Beringin mengatakan bahwa untuk peminat bantal busa pada saat ini masih menurun, dalam sehari hanya terjual 2 set saja, bahkan kadang tidak ada yang laku.
“Untuk bantal busa itu saya jual Rp150 ribu per set dan dalam 1 set itu ada bantal guling 1 bantal untuk kepala 2, bantalnya pun diproduksi sendiri untuk bahan busa itu di beli di Manado dan busa ancuran itu di beli dari pabrik,” jelasnya.
Bantal yang ia produksi dalam sehari itu 15 sampai 20 set. Untuk penjualan partai pun beri harga Rp90 ribu per set. Pemesanan partai dari Ternate dan Manado itu di ambil 100 set dalam sebulan.(dan)












Discussion about this post