Gorontalopost.id, BOYOLALI – Tujuh orang relawan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD, harus mendapat perawatan medis.
Mereka diduga dikeroyok sekolompok orang yang diduga oknum anggota TNI. Dua dari tujuh relawan yang dianiaya itu, mesih menjalani perawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali, Jawa Tengah.
Ahad (31/12) malam, Ganjar Pranowo menyempatkan waktu membesuk mereka.
“Tiba-tiba dipukul. Jadi tidak ada cerita. Jadi kalau ada penjelasan lainnya,” ujar Ganjar, saat mendengar cerita dari salah satu orang korban. Menurut keteranganya, saat itu korban sedang berhenti di traffic light.
Ganjar menyampaikan hal itu sekaligus untuk meluruskan berita yang telah beredar. Karena informasi yang didengar ada komunikasi dahulu. Nyatanya tak demikian.
“Enggak ada kalau itu. Jadi itu cerita lewat aja. Dia berhenti dipukul. Gitu aja. Tanpa peringatan. Jadi tidak ada komunikasi sebelumnya. Karena saya ikuti ceritanya, katanya diperingatkan, enggak ada itu.
Kalau dari korban enggak ada. Jadi saya ingin luruskan biar enggak ada bengkok-bengkok,” ujar dia.
Ganjar melanjutkan, penganiayaan yang diterima korban tak hanya terjadi diluar. Tapi juga pada saat ditarik ke dalam Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh.
Bahkan, dari pengakuan korban, ada pula okum anggota TNI yang mengenakan seragam turut menganiaya korban.
“Dipukuli mereka yang berseragam. Saya tanya ‘dipukuli pakai apa’. ‘Tangan pak’. ‘Ada kakinya nggak’. Ada. Itu aja. Dia tidak menyebut yang lain,” ujar dia.
Terkait kejadian ini, Ganjar mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak berperilaku semena-mena. Dia juga meminta relawannya untuk menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwajib.
“Siapa pun tidak boleh mengatasnamakan apapun dengan semena-mena. Kami akan urus itu,” ujar dia. “Kami juga akan mengingatkan pendukung kami agar mereka juga tertib untuk tidak memancing kemarahan.
Karena sebelumnya juga terjadi di Yogja, ada yang meninggal. Jadi, cerita-cerita ini harus dijadikan contoh untuk tidak boleh terulang lagi,” dia menandaskan.
PDI Perjuangan (PDIP) sangat menyesalkan atas terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oleh oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah itu.
“Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut. Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer.
Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI,” kata Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam keterangan resmi Ahad (31/12).
PDIP meminta Panglima TNI Agus Subiyanto secepatnya menindak oknum TNI tersebut agar tidak mencederai netralitas TNI.
“Nama baik TNI, juga Polri dan aparatur negara lainnya, jangan dikorbankan dengan aksi oknum-oknumnya. Karena itulah Panglima TNI dan Kapolri harus menegaskan kembali netralitas itu,” ujar Hasto.
Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0724/Boyolali, Letkol INF Wiweko Wulang Widodo, menyatakan 15 oknum TNI yang diduga terlibat dalam pengeroyokan itu. Mereka akan diproses secara hukum.
Para anggota Kompi B, TNI Raider 408/Sbh tersebut telah diperiksa Denpom IV/4 Surakarta. “Terkonfirmasi 15 orang diperiksa Denpom IV/4 Surakarta (kasus dugaan penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud),” ucapnya, Ahad (31/12).
Saat itu, Letkol INF Wiweko menambahkan belum ada penetapan tersangka karena masih dalam proses penyelidikan.
“Berapa orang yang ditetapkan tersangka akan dikonfirmasikan langsung pada Denpom IV/4 Surakarta. Saat ini proses hukum masih berlanjut,” lanjutnya.
Ia menegaskan tidak ada tendensi politik antara oknum TNI dengan para korban yang pulang dari kampanye Ganjar di Boyolali. “Perintah Panglima TNI, KSAD soal netralitas sudah jelas. Netralitas TNI harga mati,” tegasnya.
Menurutnya kasus pengeroyokan yang dilakukan oknum TNI ke warga tidak boleh terulang lagi.
“Kami menyesalkan dan menyayangkan kejadian kekerasan yang dilakukan oknum anggota kita terhadap masyarakat,” imbuhnya. (net)












Discussion about this post