gorontalopost.id – Harga cabai (rica,red) yang makin ‘pedas’ saat momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), ikut berimbas pada inflasi di Gorontalo. Catatan Bank Indonesia (BI) Gorontalo sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi dalam dua bulan terakhir merambat naik, bahkan pada November 2023 berada di atas rata-rata nasional, yakni 3,22 persen (yoy).
Salah satu pemicunya adalah beberapa komoditi pertanian yang gagal panen karena terdampak elnino maupun serangan hama. Penyumbang inflasi tertinggi adalah rica. Harganya jelang Nataru, bahkan menembus diatas Rp 120 ribu per kg. Dalam mengatasinya, Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan pasar murah khusus rica, yang dijual dengan harga miring Rp 30 ribu per kg.
Deputi kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Ridwan Nurjamal, kepada media, Jumat (22/12) mengatakan, operasi pasar atau pasar murah merupakan cara efektif dalam pengendalian inflasi di daerah. Pasar murah sendiri kata dia, merupakan rekomendasi dari hight level meeting (HLM) yang diselenggarakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo di Bank Indonesia baru-baru ini. Menurut dia, dalam rekomendasi itu, disebutkan intensitas pasar murah terus dilakukan.
Khusus Nataru, digelar beberapa kali, seperti pada 21 dan 22 Desember 2023 di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Pasar murah digelar dengan memberikan subdisi kepada pedagang, sehingga masyarakat yang membeli bisa menyanggupinya dengan harga yang dinilai wajar. Dalam pasar murah khusus cabe, pedagang menjualnya dengan harga Rp 30 ribu per kg. Warga membelinya dengan menjukan KTP, dan hanya bisa membeli dalam bebera ons saja. “Bank Indonesia sebagai bagian dari TPID mendukung apa yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo ini,” kata dia. Selain pasar murah, upaya yang dilakukan adalah melakukan kampanye bijak berbelanja.
Menurutnya, pemerintah memastikan ketersediaan bahan pokok termasuk rica, sehingga masyarakat tak perlu panik, dan berbelanja berlebihan. “Ada penyampaian dari tokoh-tokoh publik, seperti pak Gubernur, pak Kapolda, agar masyarakat bisa berbelaja bijak, tidak perlu khawatir, karena sebetulnya komoditi itu aman dan tersedia,”ujarnya.
Terkait dengan inflasi, ia yakin segera turun dan terkendali seiring dengan ketersediaan komoditi di pasaran. Setiap hari kata dia, BI melakukan pemantauan sejumlah komoditi bahan p0kok, dan dilakukan asessmen setiap pekan, apa saja yang naik dan turun. “Kami optimis angka (inflasi) ini turun, karenan bebera komoditi juga sudah turun,”ujarnya.
Memang kata dia, terkait rica, ada permintaan yang tinggi ke daerah Sulawesi Utara (Sulut), sehingga produksi rica Gorontalo mengalir ke Sulut, belum lagi sebagian petani gagal panen karena serangan hama dan dampak elnino. Harga cabe sendiri diprediksi akan semakin membaik setelah puncak permintaan tinggi Nataru terlewati, dan petani sudah mulai memasuki masa panen pasca elnino. “Berdasar data historis, di Januari turun, karena puncak permintaan tinggi (Nataru) sudah lewat, dan musim panen mulai tiba,”tandasnya. (tro)











Discussion about this post