Gorontalopost.id, PUNCAK BOTU – Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT Provinsi Gorontalo ke-23 tahun ini, ditandai penyelenggaraan rapat paripurna di Deprov Gorontalo.
Rapat paripurna itu, menghadirkan tokoh yang dianggap memiliki peran penting terhadap berdirinya provinsi Gorontalo.
Rapat paripurna yang berlangsung kemarin (5/12), dihadiri Tursandi Alwi yang menjadi Penjabat Gubernur pertama saat Provinsi Gorontalo terbentuk pada 23 tahun silam.
Hadir juga salah satu tokoh pejuang pembentukan provinsi Gorontalo, Nelson Pomalingo yang kini menjabat Bupati Gorontalo.
Pada rapat paripurna yang dihadiri pejabat Forokopimda dan Pejabat Pemprov, Bupati/Walikota serta kepala daerah dari daerah tetangga, hanya dihadiri satu dari 7 wakil Gorontalo yang duduk di Senayan Yaitu Anggota DPD RI, Rahmijati Jahja.
Para mantan Gubernur-Wakil Gubernur juga tak hadir pada rapat paripurna itu.
Saat memimpin rapat paripurna, Ketua Deprov Gorontalo Paris Jusuf menyampaikan berbagai keberhasilan yang diraih Provinsi Gorontalo pasca berpisah dengan provinsi Sulawesi Utara.
Ada pula tantangan pembangunan yang masih harus diselesaikan oleh seluruh stakeholder.
Salah satunya soal masih tingginya angka kemiskinan di Gorontalo.
Dalam paparannya, Paris Jusuf mengemukakan, meski masih tinggi, tapi bila dibandingkan Gorontalo saat baru berpisah dari Sulawesi Utara, angka kemiskinan saat ini relatif lebih rendah.
Presentase penduduk miskin di Gorontalo pada tahun 2004 masih sangat tinggi yaitu sebesar 29 %.
Secara bertahap angka itu terus mengalami penurunan. Pada Maret 2018 sebesar 16,81 %, Maret 2019 menurun 15,31%. Maret 2021 sebesar 15,61 %. Maret 2022 sebesar 15,42% dan Maret 2023 sebesar 15,15 % atau turun sebanyak 1,73 ribu orang.
“Kita juga harus melakukan sinkronisai program kemudian juga hal-hal lain yang terkait dengan pengembangan dalam rangka meningkatkan pembangunan Gorontalo,” ungkap Paris Jusuf usai rapat paripurna.
Senada dengan Paris Jusuf, Penjabat Gubernur Ismail Pakaya mengungkapkan bahwa, kemiskinan merupakan satu pekerjaan rumah yang sampai saat ini belum bisa dituntaskan di Provinsi Gorontalo.
“Walaupun memang dibanding awal terbentuknya Provinsi Gorontalo, kemiskinan Gorontalo itu 29 persen, dan saat ini 15 persen, tapi masih di atas rata-rata nasional,” ungkap Ismail Pakaya.
Oleh sebab itu, Ismail berharap dengan momentum peringatan HUT Provinsi Gorontalo, seluruh elemen masyarakat Gorontalo dapat bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gorontalo agar dapat keluar dari lima besar Provinsi termiskin di Indonesia.
“Ini membutuhkan upaya kerja keras kita semua, tidak hanya Provinsi, tidak hanya Kabupaten/Kota, tidak hanya legislatif, tapi kita semua seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya. (rmb)











Discussion about this post