Gorontalopost.id,PUNCAK BOTU – Pembangunan fasilitas insenerator yang akan mengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di desa Talumelito, kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat utamanya di sekitar lokasi pembangunan.
Karena keberadaan fasilitas itu menjadi solusi terhadap penanganan limbah medis di Gorontalo.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV Deprov Gorontalo, Hamid Kuna, saat sosialisasi pembangunan insenerator Fasyankes di Provinsi Gorontalo yang berlangsung di aula kantor Desa Talumelito, kemarin (29/11).
Hamid Kuna mengatakan, fasilitas insenerator yang dihibahkan oleh Kementerian Lingkung Hidup dan Kehutanan (KLHK) tersebut, sebetulnya sudah sangat dinantikan sejak lama.
Karena selama ini tidak ada fasilitas untuk pengolahan limbah medis di Gorontalo yang masuk kategori limbah B3.
“Limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain di Gorontalo, selama ini dikirim ke luar daerah melalui jasa pihak ketiga.
Karena di Gorontalo belum ada fasilitas insenerator,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pembangunan fasilitas insenerator di desa Talumelito Kabupaten Gorontalo, diharapkan mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Utamanya yang berada di sekitar lokasi pembangunan insenerator.
Hanya saja menurut Hamid Kuna, upaya dari dinas teknis untuk menggencarkan sosialisasi terkait pembangunan fasilitas itu harus digencarkan.
“Ini penting untuk menjawab kekhawatiran masyarakat atas dampak dari keberadaan fasilitas itu bagi masyarakat.
Karena limbah yang akan diolah ini bukan limbah biasa. Tapi limbah medis yang masuk dalam kategori limbah B3,” tambahnya.
Hamid Kuna mengharapkan masyarakat untuk bisa memanfaatkan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh OPD terkait pemerintah provinsi.
Masyarakat diharapkan untuk bisa bertanya sedalam mungkin soal dampak dari keberadaan fasilitas pengolahan limbah B3 bagi lingkungan sekitar.
“Jangan malu atau takut untuk bertanya kalau ada kegiatan sosialisasi seperti ini. Silahkan tanya sebanyak mungkin soal kekhawatiran yang ibu dan bapak rasakan. Agar kekhawatiran itu bisa dijawab oleh OPD terkait,” saran Hamid Kuna. (rmb)












Discussion about this post