Gorontalopost.id, GORONTALO – Budaya tontholo di Gorontalo mendapat perhatian Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Gorontalo.
Melalui Jurusan Kebidanan, kampus pencetak tenaga kesehatan handal ini, melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Lekobalo, Kota Gorontalo, yang dilakukan dosen jurusan kebidanan, yakni Yollanda Dwi Santi Violentina, S.ST., M.Keb, Juli Galdis Caludia S.ST., M.Kes, Melisawati L. Amu, S.Tr.Keb., M.Keb, Vyani Kamba, S.Si, MPH, Apt dan 3 orang mahasiswa jurusan kebidanan. Sasaranya adalah melestarikan budaya tontholo yang belakangan mulai ditinggalkan masyarakat.
Budaya tontholo erat kaitanya dengan kebindanan, biasanya dilakukan oleh hulango (dukun beranak) terhadap ibu yang baru melahirkan dan bayinya. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan karena melihat kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu post partum atau ibu nifas di Kota Gorontalo tentang pentingnya tonthol, khususnya oleh kader kesehatan dan dukun terlatih yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pilolodaa.
Melestarikan budaya tontholo penting dilakukan, mengingat, budaya tontholo merupakan kearifan lokal daerah Gorontalo, yang sangat bermanfaat bagi ibu nifas untuk mempercepat proses involusi yaitu proses kembalinya alat-alat reproduksi ke keadaan seperti sebelum hamil sehingga ibu dan bayi cepat sehat dan produksi ASI yaitu proses laktasi yang merangsang hormone prolactin dan okstitosin untuk memperbanyak ASI sehingga bayi bias mencapai asi ekslusif.
Tontholo merupakan ritual kepercayaan masyarakat Gorontalo yang dilakukan Hulango (dukun beranak) pada ibu post partum mulai dari memandikan dengan air hangat campuran rempah, daun pisang kering dan daun jarak(balacai) yang digosokkan ke tubuh ibu, yaitu untuk mengembalikan tenaga atau urat yang sempat terbuka saat persalinan dan untuk mengembalikan stamina ibu setelah melahirkan kemudian dilanjutkan dengan molapo yaitu ibu duduk di polutube tempat bara api dengan membakar kulit langsat, selanjutnya ibu dan bayi dipijat. Pada bayi dipijat agar tidak duito (kaget) dan bagi ibu diurut seluruh badan sampai payudara, dan ditutup dengan memberikan makanan khas Gorontalo, yaitu omu merupakan kuah asam jantung pisang dan ikan roa, agar ibu cepat pulih. Hal ini dilakukan pada ibu setelah melahirkan saat pulang ke rumah dengan tujuan ibu bias cepat sehat.
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kepala Puskesmas Pilolodaa . Tak hanya itu Kepala Puskesmas Wilayah Kerja Pilolodaa dan Lurah Lekobalo sangat mengapresiasi kegiatan tontholo ini, karena mampu melestarikan kembali budaya Gorontalo yang sudah mulai hilang.
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan melatih kader kesehatan, dan hulango di Kelurahan Lekobalo, diikuti 10 orang. Kegiatan membantu bidan desa, menggerakkan masyarakat secara langsung khususnya ibu-ibu nifas yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pilolodaa untuk melaksanakan Tontholo pada hari ke lima melahirkan atau setelah ibu pulang dari rumah sakit yang bertujuan mempercepat proses involusi dan memperbanyak produksi ASI sehingga bayi cukup ASI, ibu cepat pulih dan sehat. Program pengabdian masyarakat yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Gorontalo berlangsung sejak 19 Mei 2023. Pada 20 Juni – 19 Juli 2023, tim pengabdian kepada masyarakat dan kader kesehatan melakukan kunjungan ke ibu nifas di wilayah Puskesmas Pilolodaa dan melakukan tontholo. Program ini dievaluasi pada 1 Agustus 2023, dan ditutup pada 12 September 2023 yang lalu. (tro*)












Discussion about this post