Gorontalopost.id, LIMBOTO – Tepat diusia ke 350 tahun Kabupaten Gorontalo mampu menorehkan sejumlah prestasi, ini sesuai dengan Visi Misi Kabupaten Gorontalo Tahun 2021-2026.
Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengatakan, alhamdulillah kita patut bersyukur karena, seiring berjalannya waktu, Kabupaten Gorontalo terus berkembang dan mengalami kemajuan yang signifikan diberbagai sektor.
Pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pemberdayaan ekonomi lokal telah menjadi fokus utama pembangunan.
Pertama, Kabupaten Gorontalo terus mencetak pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, pada periode tahun 2020, akibat dampak dari Covid-19 secara rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo adalah -0.01%.
Saat ini telah berangsur pulih pada 3.93% dan Kabupaten Gorontalo memberi kontribusi terhadap perekonomian Provinsi Gorontalo sebesar 31,40%.
Kedua, kita telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Gorontalo, jika pada tahun 2015 kemiskinan di Kabupaten Gorontalo 21.79 %, pada tahun 2021 sebesar 17.89%, maka pada tahun 2023 ini menurun menjadi 17.48 %.
Dan ketiga tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Gorontalo tahun 2023 sebesar 1.83% dan mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun 2020 sebesar 3.41%.
Lanjut dikatakan Nelson, untuk mengukur keberhasilan suatu daerah, maka dapat dilihat dari sejumlah indicator, seperti Indeks Pembangunan manusia (IPM).
IPM merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia disuatu wilayah.
Berdasarkan hasil perhitungan, BPS mencatat IPM Kabupaten Gorontalo pada tahun 2022 mencapai 68,28 atau meningkat 0,94 poin dibanding tahun sebelumnya, dimana capaian IPM pada tahun 2021 sebesar 67,34.
“Hal ini menunjukkan bahwa IPM Kabupaten Gorontalo tumbuh sebesar 1,39 persen selama periode 2021-2022.
dalam kurun waktu tujuh tahun, IPM Kabupaten Gorontalo telah mengalami kenaikan sebesar 4,06 poin, yaitu dari 64,22 (2016) menjadi 68,28 (2022).
Perkembangan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam pembangunan manusia di Kabupaten Gorontalo,”ungkap Nelson.
Selain itu, Usia Harapan Hidup (UHH) dianggap dapat mencerminkan derajat kesehatan suatu wilayah, baik dari sarana, prasarana, akses, hingga kualitas kesehatan.
Pada tahun 2016, UHH saat lahir hanya sebesar 66,66 tahun, sedangkan pada tahun 2022 rata-rata bayi yang baru lahir dapat bertahan hidup hingga 67,89 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa harapan bayi yang baru lahir untuk hidup semakin besar karena membaiknya derajat kesehatan masyarakat.
Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 menunjukkan angka kematian bayi di Kabupaten Gorontalo cenderung menurun dari 55 per 1000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk tahun 2010 menjadi 28,38 per 1000 kelahiran hidup pada Long Form Sensus Penduduk 2020.
Selain itu akibat dampak Covid-19, di tahun 2020 daya beli masyarakat menurun sebesar 0,97 persen, namun sejak tahun 2021 hingga 2022, rata-rata pengeluaran kembali meningkat hingga Rp 9,85 juta rupiah.
“Atas berbagai pencapaian positif yang telah kita raih, tentu saja kita tidak boleh berpuas diri dan takabur, tantangan dan permasalahan yang dihadapi daerah kita masih banyak.
Pekerjaan rumah kita tidak sedikit dan dalam menjalankan kepemimpinan di daerah ini, kami telah mencoba mendedikasikan seluruh jiwa dan raga untuk Kabupaten Gorontalo,” tandas Nelson. (Wie)












Discussion about this post