logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
Logo gorontalo post
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL
No Result
View All Result
logo gorontalo post
No Result
View All Result
Pemkot Gorontalo
Home Persepsi

Republik “Upacara” dan Dunia yang Susah Damai

Lukman Husain by Lukman Husain
Monday, 13 November 2023
in Persepsi
0
Basri Amin

Basri Amin

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh : 
Basri Amin
Parnerdi Voice of Hale-Hepu

 

NEGERI ini memikul warisan peradaban dunia yang besar. Dan uniknya, negeri ini memilih “burung” sebagai lambang negara. Tak banyak negara di dunia yang mengukuhkan identitasnya dengan semangat “terbang tinggi”, setinggi garuda atau elang rajawali. Ketika kita (kembali) mengerjakan Pemilu,jiwa “terbang tinggi” itulah yang mestinya kita hayati bersama.

Sejarah kita yang panjang tidaklah menjamin kekuatan kita di persaingan global. Beragam percobaan monumental pada periode awal kebangsaan kita, terutama dalam mengambil peran di kawasan Asia pada era Perang Dingin (1947-1991) dan pada periode setelahnya, berhasil menunjukkan bahwa Indonesia memang adalah “negara besar”. Tak ada yang meragukanbahwakitaselalumenjadipemainpenting di dunia, terutama di Asia Tenggara.

Related Post

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Guru Pejuang di Gorontalo

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Jika ada yang cenderungkitasesali, halituadalahkarenademikianberatnyabenturan-benturan internal yang dialami Indonesia pada masa awalkemerdekaannya (1947-1950). Bahwakesempatanmengerjakan “pembangunan” selama 30 tahunlebih (Orde Baru, 1966-1998) yang berlangsungintensif, kitamemangmencapaiperbaikaninfrastrukturdasar, ketersediaanpangan dan pendidikanhinggakedesa-desa.

Sayang sekali, kekayaanalamkitaterlaludigerusberlebihan dan tidaksepenuhnyaterkelola “cerdas” untukkepentinganjangkapanjang yang lebih fundamental. Untukwaktu yang cukup lama, mutuhidup rakyat dan dayakompetisimanusia Indonesia tidakmeratasecaraberarti. Di luar itu, kebebasan sipil dibatasi sedemikian rupa dan pendekatan militerisme demikian dominan.

Reformasi 1998 nyaris mengantarkan Indonesia menjadi negeri yang kalah dan “pecah” karena masalah identitas, aspirasi politik dan friksi ekonomi yang berkepanjangan. Kebebasan meledak di banyak arena dan panggung. Kekuatan kontrol atas kekuasaan negara meluas. Media dan perhimpunan masyarakat sipil meluas di mana-mana.

Bahkan ada suatu masa, kehadiran surat kabar dan LSM menjamur di daerah-daerah. Di awal tahun 2000-an, koalisi elite baru dan perkumpulan organisasi sosial adalah pelaku kunci yang meretas kebekuan otonomi daerah. Ketimpangan pembangunan menjadi tema utama di banyak wilayah. Dan, hasilnya adalah pembentukan provinsi dan kabupaten-kabupaten baru.

Di manakah Indonesia? Ketika Indonesia Raya, Merah Putih dan Garuda Pancasila kita hendak tegakkan dan kukuhkan kembali saat ini, di manakah tempatnya? Sangat terasa bahwa “getaran” dan warna keindonesiaan itu tak lagi sama frekuensinya di antara kita semua. Ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin tidak banyak berubah di negeri ini.

Otonomi daerah yang kita bangun bersama tampaknya belum sepenuhnya dibangun di atas “moral” yang memihak kepada (nasib) daerah itu sendiri. Yang terjadi adalah kita terburu-buru “menjual” daerah dan “mengambil manfaat” dengan cara-cara sepihak.

Tekad untuk melakukan Revolusi yang sesungguhnya, yakni pada fondasi utama kebangsaan kita, yakni spirit pengorbanan dan kegotong-royongan, serta perjuangan gagasan dan gerakan yang menguatkan etos kepeloporan, terkesan masih sesak-nafas. Karena itu, negeri tercinta ini membutuhkan sebuah titik balik untuk menggugat kembali cita-citanya yang dengan penuh kehormatan memproklamasikan kemerdekaannya. Sejak itu, Indonesia bersuara lantang kepada dunia; sembari kita menebar suara kemerdekaan itu ke benua Afrika dan negara-negara lainnya di Asia.

Persatuan Indonesia sebagai negara-bangsaadalahtantanganseriuskitadewasaini. Jika kitamenolehsedikitkebelakang, marilahsadarbahwa Indonesia bukanlahsebuh negara-bangsa yang perjalanannyaberjalanmulus. Apa yang kinikitaberi “hargamati”, dengantekad Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI) pernahmengalamigoncangan yang hebat. Untuksekianwaktukitapernahmengenal negara Republik Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949 dan kemudiandibubarkan pada 17 Agustus 1950.

Ketika Negara Indonesia Timur (NIT) terbentuk, sebuahsidangbesar dan pentingdigelar. Sidangparlemen NIT iniberjalancukup lama dan alot, sejaksidanginidibuka oleh ketuanya pada 22 April 1947 di Makassar. Selama 40 hari persidangan ini berjalan dengan penuh debat yang seru. Ini terjadikarenasengitnyapergesekangagasan di antaratokoh-tokoh Indonesia Timur. Mereka terbelahkedalamaliranprovinsialis dan republik. Meskiwaktunyacukupsingkat, federalismeadalahsebuahgagasan yang pernahsecaranyaringdiperjuangkan oleh tokoh-tokohbangsakita di masa lalu. Lalu, bagaimana dengan republikanisme? Inilah yang (seharusnya) kita rayakan: mentalitas republik! Bukan feodalisme acara dan ritualisme upacara.

Tapi, dunia hari-hari ini memintakan kesadaran yang lain dan pencermatan yang meniscayakan aksi global. Sulitnya karena dunia tengah dililit pragmatisme (politik) kawasan dan paradoks (ekonomi) yang lumpuh ketika berhadapan dengan penistaan terhadap kemanusiaan dan keadilan. Begitulah yang terpantul dari “sejarah kematian” yang begitu panjang di Bumi Palestina. Bahkan penjelasan atas nama Agama dan tafsir kemanusiaan paling purba pun masih (terasa) pincang mengguncang kecaman di mana-mana kepada Israel. Semua belahan dunia saat ini tengah menyiasati kecemasan sejarahnyamasing-masing. ***

Tags: basri aminpersepsispektrum sosial

Related Posts

Basri Amin

Gorontalo, Jangan “Lari” di Tempat

Monday, 1 December 2025
M. Rezki Daud

Guru Pejuang di Gorontalo

Wednesday, 26 November 2025
Rohmansyah Djafar, SH., MH

Subjektivitas Penilaian Hasil Capaian Kinerja ASN: Kelalaian atau Sentimen ? 

Monday, 24 November 2025
Basri Amin

Senggol-Senggolan di Pemerintahan

Monday, 24 November 2025
Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Pariwisata Gorontalo: Potensi Ekonomi, Ancaman Ekologis, dan Risiko Greenwashing Tourism

Friday, 21 November 2025
Basri Amin

Pemimpin “Perahu” di Sulawesi

Monday, 17 November 2025
Next Post
Personel Polresta Gorontalo Kota, saat mengamankan puluhan botol minuman keras (Miras) jenis cap tikus beberapa waktu yang lalu, atas informasi yang disampaikan oleh masyarakat.

Masyarakat Diminta Ikut Bantu Berantas Miras

Discussion about this post

Rekomendasi

Seorang buruh ditemukan sudah meninggal dunia di lokasi perusahaan yang ada di wilayah Bone Bolango, dan langsung dibawa oleh pihak Kepolisian ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.

Seorang Buruh Ditemukan Tak Bernyawa, Sempat Mengeluh Pusing dan Muntah, Keluarga Tolak Autopsi

Tuesday, 2 December 2025
Personel Samsat saat memberikan pelayanan pengurusan pajak di Mall Gorontalo.

Pengurusan Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Mall Gorontalo

Monday, 1 December 2025
Kepala Kantor Perwakilan LPS III, Fuad Zaen dan Deputi Kepala Kantor Perwakilan LPS III Deputi bersama para media dalam kegiatan Meet Up, di Aston Gorontalo, Senin (1/1/2025).

LPS Tekankan Pentingnya Penjaminan Simpanan bagi Masyarakat

Monday, 1 December 2025
ILustrasi

Dandes Dataran Hijau Diduga Diselewengkan, Dugaan Pengadaan SHS Fiktif, Kejari Segera Tetapkan Tersangka

Monday, 13 January 2025

Pos Populer

  • Rita Bambang, S.Si

    Kapus Sipatana Ancam Lapor Polisi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Senggol-Senggolan di Pemerintahan

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Ruang Inap Full, RS Multazam Bantah Tolak Pasien BPJS

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • Seorang Buruh Ditemukan Tak Bernyawa, Sempat Mengeluh Pusing dan Muntah, Keluarga Tolak Autopsi

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
  • GHM 2025, Gusnar Nonaktifkan Kadispora

    13 shares
    Share 5 Tweet 3
Gorontalopost.co.id

Gorontalo Post adalah Media Cetak pertama dan terbesar di Gorontalo, Indonesia, yang mulai terbit perdana pada 1 Mei 2000 yang beral...

Baca Selengkapnya»

Kategori

  • Boalemo
  • Bone Bolango
  • Disway
  • Ekonomi Bisnis
  • Gorontalo Utara
  • Headline
  • Kab Gorontalo
  • Kota Gorontalo
  • Kriminal
  • Metropolis
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Persepsi
  • Pohuwato
  • Politik
  • Provinsi Gorontalo

Menu

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.

No Result
View All Result
  • METROPOLIS
  • PERISTIWA
  • EKONOMI BISNIS
  • SPORTIVO
  • KORAN DIGITAL

© 2025 PT. Gorontalo Cemerlang - Gorontalo Post by Div-TI.