gorontalopost.id, JAKARTA – Presiden Jokowi, merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi Capres koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Kondisi itu diprediksi membuat hubunganya dengan ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, sedang tidak baik-baik saja.
Demi Gibran, Jokowi bakal memilih pisah jalan dengan Megawati pada Pilpres mendatang, dimana PDI Perjuangan mengusung Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD.
Restu dan doa Jokowi untuk putranya itu, disampaikan saat ditanya wartawan usai menghadiri puncak Hari Santri di Surabaya, Ahad (22/10).
“Ya orang tua tuh tugasnya mendoakan dan merestui, keputusannya semuanya di dia (Gibran),” kata Jokowi. “Keputusan sepenuhnya pada anak, karena sudah dewasa.
Jangan terlalu mencampuri keputusan yang sudah diputuskan anak-anak kita,” tambah Jokowi.
Meski demikian, mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga kader PDI Perjuangan itu, menyebutkan usulan Gibran sebagai Cawapres adalah urusan partai politik.
“Tanyakan pada partai politik atau gabungan partai politik, itu ranahnya parpol. Titik. Bukan urusan Presiden,” kata Jokowi.
Sikap Jokowi merestui Gibran sebagai Cawapres Prabowo, bertolak belakang dengan keputusan PDI Perjuangan yang mengusung Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD.
Jokowi yang kerap dilabeli ‘petugas partai’ PDI Perjuangan itu, diharap partai berlogo banteng moncong putih itu juga mendukung pasangan Ganjar-Mahfud sebagai jagoan PDI Perjuangan di Pilpres.
Apalagi ketua umun PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, pada acara HUT ke 50 PDIP di JIEXpo, Jakata, pada Januari 2023 lalu menyebutkan, Jokowi menjadi Presiden karena peran PDI Perjuangan. “Pak Jokowi itu ya ngono loh, mentang-mentang.
Lah iya padahal Pak Jokowi kalau nggak ada PDI Perjuangan juga duh kasihan dah,” kata Megawati, “Loh legal formal loh, beliau jadi presiden tuh nggak ada… kan ini.. legal formal diikuti terus sama saya, aturannya, aturan mainnya,” sambung Megawati saat itu.
Masuknya Gibran dalam bursa Pilpres tahun depan, memastikan Jokowi lebih condong ke pasangan Prabowo-Gibran, daripada mendukung Ganjar-Mahfud. Kondisi ini yang mulai membuka ruang, Jokowi-Megawati pisah jalan dalam menghadapi Pilpres mendatang.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, bahkan menyindir sosok ‘saudara’ yang tidak mau bersama lagi. Saudara tersebut selama ini dianggap sebagai bagian dari PDI Perjuangan. Banyak kalangan menilai, ungkapan Puan tersebut adalah Jokowi.
“Kita ini bisanya berpikir keras, apa iya situasi politik seperti ini? apa iya teman yang selama ini bersama kita, saudara yang selama ini bersama kita, keluarga yang selama ini bersama kita, kok bisa nggak sama kita lagi?! “kata Puan saat konsolidasi relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD se-Jawa Timur di Grand City Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/10).
Puan masih bingung apakah kerasnya situasi politik hari-hari ini hanya framing di media saja. Ia mengaku awalnya masih percaya saudara tersebut masih bersama PDIP. Kenyataanya, yang terjadi malah sebaliknya, saudara itu kini berubah haluan.
“Namun kemudian pikiran kita mengatakan, ‘loh tapi kok terus-terusan begini? iya nggak yah (berubah)? Ternyata iya,” ujarnya.
PDIP kata Puan, akan tetap solid meski saudara tersebut memilih meninggalkan partai yang menjadi rumahnya. PDIP tetap semangat memperjuangkan Ganjar menjadi presiden di Pilpres 2024.
“Kalau memang saudara, keluarga, dan teman kita tidak bersama kita, bukan berarti kita gamang hati, kita berubah, kita takut. Kita berani lawan! Tetap semangat memenangkan Ganjar-Mahfud, tidak akan berubah,” tegas Puan. “Yakin, pasti nggak akan berubah, nggak akan takut.
Takut nggak?” tegasnya lagi bertanya kepada para relawan. Para relawan dan simpatisan itu pun menyatakan tidak takut.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga, dikutip rmol.id, menyebutkan, relasi Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri diperkirakan memburuk usai Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Dia menyoal perang terbuka antara Jokowi dan Megawati paska didapuknya putra sulung Joko Widodo itu untuk berdampingan dengan Prabowo. Menurutnya, Megawati kecewa berat kepada Jokowi, dan relasi keduanya bisa seperti patah arang yang tidak bisa disatukan kembali.
“Megawati pastinya kecewa berat terhadap Jokowi yang merestui Gibran menjadi cawapres Prabowo. Kekecewaan itu beralasan karena Gibran saat dideklarasikan menjadi cawapres masih kader PDIP,” kata Jamiluddin Ritonga dikutip kantor berita politik RMOL, Senin (23/10).
“Jokowi yang juga kader PDIP justru terkesan mengaminkan anaknya menjadi pendamping Prabowo,” tambahnya. Dengan didapuknya Gibran sebagai cawapres Prabowo, kata Jamiluddin, tampak Jokowi tidak berpihak pada PDIP.
“Tidak terlihat keberpihakan Jokowi kepada PDIP. Bahkan kesannya Jokowi justru menjauh dari PDIP, termasuk Megawati. Jadi, kesannya Jokowi sedang berseberangan dengan Megawati. Jokowi seolah bukan kader PDIP, apalagi petugas partai,” tutupnya. (tro/net/rmol)











Discussion about this post