gorontalopost.id – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Gorontalo memandang serius fenomena bunuh diri yang belakangan marak terjadi. Melalui pusat penelitian dan pengembangan Pramuka, Kwarda Gorontalo melakukan kajian mendalam terkait anomali fenomena bunuh diri tersebut melalui workshop, yang berlangsung Kamis (10/8), di aula Idah Syahidah, kantor Kwarda Gorontalo.
Workshop dengan pembicara utama Prof. Dr. Noviyanti Djafri, S. Pd. I,. M. Pd. I, dan Dr. Muchtar Ahmad, S. Pd, M. Sc itu, dilakukan melalui studi kasus dalam konteks sosial dan psikologi Gorontalo. Hasilnya, dalam pencegahan aksi bunuh diri dikalangan remaja, direkomandasikan program Teman Sebaya, selain beberapa program yang memang telah dijalankan Pramuka Gorontalo, seperti Ka Sapa atau saya pramuka, saya pewarta, yakni mengabarkan aksi positif melalui platform media sosial setiap anggota Pramuka, dan Gerakan Aksi Sayang Diri Kaum Muda (Naksir Kamu) yang dilakukan dengan aksi Pramuka go to school.
Dr.Muchtar Ahmad, kepada Gorontalo Post, menjelaskan, tidak ada instrument khusus yang dapat dilakukan untuk mengetahui seseorang sedang merencanakan aksi bunuh diri. Makanya, yang dilakukan adalah dengan pendekatan-pendekatan melalui kegiatan positif dikalangan remaja, sehingga tidak ada ruang bagi seorang remaja dapat melakukan aksi konyol bunuh diri. “Dengan konsep Teman Sabaya, Pramuka mencoba meningkatkan aksi-aksi positif, inovasi dan kreatif yang bisa dilakukan setiap remaja,”ujarnya. Konsep ini juga akan mencegah adanya perundungan yang biasanya terjadi di kalangan remaja.
Ketua Kwarda Gorontalo, Sofyan Puhi, mengatakan fenomena bunuh diri di Gorontalo sudah sangat mengkhawtirkan. Dengan penelitian dan pengembangan yang dilakukan pramuka terkait anomali bunuh diri, diharapkan dapat mencegah aksi merugikan itu, agar tidak ada korban lagi yang bertambah. “Kita berangkat dari fenomena yang terjadi, dań itu membuat kita semua prihatin. Melalui workshop yang dilakukan pusat penelitian dan pengembangan Pramuka, kita akan mengembangkan lagi konsep teman sebaya,”ujar Sofyan Puhi. Konsep ini nantinya akan diprogramkan khusus, dan menjadi aksi nyata Pramuka membantu pemerintah dalam pencegahan bunuh diri yang marak terjadi.
Menurut dia, melalui Teman Sebaya pihaknya akan mendorong setiap ketua Mabigus atau kepala sekolah khususnya SMA/SMK/sederajat untuk mengembangkan konsep-konsep ke pramukaan di gugus depan, seperti pendidikan karakter sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa. “Dan yang terpenting menjaga jangan sampai adanya perundungan anak,”katanya. Selain itu, juga didorong untuk meningkatkan kegiatan konseling kepada siswa, sehingga terjadi konsultasi awal antara pihak sekolah tengan siswa. (Tro)












Discussion about this post