gorontalopost.id- Stabilitas harga pangan dan inflasi di wilayah Provinsi Gorontalo diharapkan menjadi fokus perhatian pada Seminar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Gorontalo. Harapan tersebut disampaikan Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Budiyanto Sidiki saat membuka seminar GNPIP di Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Senin (24/7/2023).
Persoalan harga pangan dan inflasi merupakan persoalan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan. Olehnya, Pj Sekda Provinsi, Budianto Sidiki berharap melalui GNPIP stabilitas harga pangan dan inflasi di Gorontalo dapat terus terjaga. “Kalau stabilitas harga tidak tercapai tentu akan rawan dengan stabilitas keamanan. Makannya melalui seminar ini saya titip agar stabilitas harga pangan dan inflasi ini kita jaga bersama-sama,” ucap Budianto.
Budianto menambahkan saat ini yang paling penting untuk diantisipasi adalah kenaikan harga bahan pangan dan bahan makanan karena merupakan kontributor terbesar inflasi di Gorontalo. “Pak Prijono menyampaikan bahwa salah satu dampak implikasi inflasi itu adalah meningkatnya garis kemiskinan karena kalau inflasi meningkat pesat, maka pasti kita akan membutuhkan intervensi yang cukup besar untuk menstabilkan. Oleh sebab itu, seminar ini sangat penting bagi kita untuk memahami sumber sumber inflasi kita yang sebagian besar bersumber dari volatile food atau kelompok bahan makanan,” jelas Budi.
Mantan kepala Bappeda ini mengaharapkan adanya sinergitas tim pengendalian inflasi daerah dengan pihak terkait, khususnya dalam upaya stabilisasi harga, menjaga kelancaran distribusi, serta menjamin ketersediaan pasokan.
Ia berharap seminar GNPIP memberikan informasi untuk semua, dan bersama sama mendiskusikan potensi pengembangan hilirisasi produk pangan dalam rangka peningkatan pasokan pangan melalui peningkatan produktivitas serta pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Seminar yang turut dihadiri Direktur departemen Regional Bank Indonesia, Kepala Perwakilan BI, Pimpinan lembaga vertikal, Sekda kabupaten kota, akademisi dan pelaku usaha.
Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Dian Nugraha mengatakan, pelaksanaan seminar diharapkan dapat menjadi wadah semua pihak dalam memperluas wawasan, menyamakan persepsi, dan meningkatkan keterlibatan seluruh elemen TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Gorontalo dalam mewujudkan inflasi daerah yang rendah dan terkendali sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. “Seminar ini juga sejalan dengan program unggulan GNPIP dan kerangka strategi 4K, yang selalu kita dorong bersama sebagai upaya dalam mencapai target nasional inflasi yaitu 3+1 %,”katanya.
Dijelaskanya, dari sisi pengendalian inflasi, hasil dari hilirisasi produk pertanian dapat dijadikan salah satu alternatif komoditas yang dikonsumsi sehingga berpotensi menekan laju inflasi pangan. Saat ini, KPw BI Provinsi Gorontalo, TPID Provinsi Gorontalo, dan Fakultas Pertanian UNG sedang melakukan pendalaman mengenai potensi beras analog sebagai hilirisasi dan diversifikasi pangan. Beras analog merupakan pengolahan dari dari jagung (khususnya jenis jagung pulut) yang banyak ditemukan di Provinsi Gorontalo. “Sehingga, dengan pengolahan jagung menjadi beras analog diharapkan dapat menahan laju inflasi beras kristal melalui diversifikasi pangan khususnya ketika tidak sedang musim panen atau ketika pasokan dari luar daerah terhambat,”jelas Dian Nugraha. (tro)











Discussion about this post