gorontalopost.id- Beragam cara umat muslim menyambut tahun baru hijriah. Di Kecamatan Tibawa, pemerintah dan masyarakat setempat menggelar festival tutulu (cucur,red). Festival ini menyedot ribuan warga, apalagi dalam festival ini dihadirkan sedikitnya 27 ribu cucur siap makan, Selasa (18/7) malam.
Puluhan ribu cucur itu disajikan gratis oleh warga, digelar di atas meja panjang di sepanjang jalan Satria, Kecamatan Tibawa. Ada pula booth tempat penggorengan cucur. Festival ini pertama kali dilaksanakan tahun 2019 dan sempat ditutup selama 2 tahun, saat pandemi Covid-19. Menariknya, festival ini masyarakat secara suka rela membuat cucur, dan menyajikannya di bahu jalan secara cuma-cuma. Ada sekitar 100 meter jalan diblokade dengan berbagai varian cucur.
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, bersama pejabat teras daerah turut kepincut cucur satria ini. Ia bahkan hadir langsung, turut menggoreng cucur, dan memberi apresiasi kepada pemerintah desa dan masyarakat setempat, yang gotong royong membuat kegiatan festival cucur peringatan tahun baru islam. “Apresiasi saya kepada pemerintah desa, masyarakat, panitia dan semua unsur yang terlibat pada perayaan festival tutulu dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriah/2023,”ucap Nelson.
Lebih lanjut, Bupati dua periode itu mengatakan, festival cucur perlu menjadi kebanggaan masyarakat Tibawa, karena mampu menghadirkan gebyar tutulu. “Gebyar atau festival tutulu sudah menjadi event di Kabupaten Gorontalo pada setiap 1 Muharram,”terang Nelson. Nelson juga mengatakan,tahun hijriah Islam, menjadi intrumen evaluasi diri dan intropeksi, agar bisa menjadi lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. “Tutulu atau cucur memiliki cita rasa yang enak, mulai dari tengahnya hingga pinggiran kuenya. Tentu ini menunjukan bahwa antara rakyat dan pemimpin bersatu dalam bingkai Kabupaten Gorontalo,”tandas Nelson. (Wie)











Discussion about this post