gorontalopost.id- Pemerintah Kota Gorontalo melahirkan terebosan dalam rangka pengendalian inflasi. Salah satunya melalui program Mari Tanam Halaman dengan Rica (Matahari). Rica atau cabe rawit menjadi salah satu pemicu inflasi di daerah ini. Program Matahari mendapat apresiasi dari Bank Indonesia Gorontalo. Pada Rabu (14/6), Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Dian Nugraha, menyerahkan bibit rica secara simbolis kepada kelompok perempuan di Jln. Lupoyo, Kelurahan Dulomo, Kota Gorontalo. Bibit rica tersebut, merupakan bantuan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo.
Wali Kota Gorontalo, Marten A.Taha, mengatakan, ketersediaan pasokan kebutuhan pokok termasuk rica, merupakan tugas pemerintah. “Kami berkomitmen agar tidak ada masyarakat Kota Gorontalo yang jatuh miskin karena tidak bisa membeli bahan pokok,”katanya. Dengan menanam rica sendiri di halaman rumah, maka, lanjut Marten kebutuan rica di keluarga itu sudah terpenuhi. Sehingga, biaya beli rica yang selama ini dialokasikan dari pendapatan keluarga, bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain. “Bibit rica ini tolong di-tanam di halaman rumah, belakang rumah, samping rumah. Karena ketika kita butuh rica langsung dengan mudah ditemukan,”jelas Wali Kota.
Sebelumnya, saat hight level meeting (HLM) tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Provinsi Gorontalo. Wali Kota Gorontalo memaparkan tentang program Matahari. Ia mejelaskan, Matahari merupakan singkatan dari ajakan mari tanam halaman dengan rica. Selain menanam rica, Marten juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan menanam rempah-rempah dan sayur mayur.
“Jadi ada empat gerakan menanam yang dilakukan namanya gerakan MATAHARI, MATAHARINDO (Mari Tanam Halaman Rica dan Tomat) MATAHATI (Mari Tanam Halaman dengan Timun),” jelas Marten dihadapan peserta HLM TPID Provinsi Gorontalo, bertempat di aula kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Selasa (13/6) lalu.
Marten mengatakan terobosan demi terobosan yang ia lahirkan merupakan sebuah kewajiban dirinya sebagai pimpinan daerah dalam menjaga inflasi di Kota Gorontalo tetap terkendali. Menurutnya, sebagai ibu kota dari provinsi, Kota Gorontalo memiliki peran sentral yang dapat mempengaruhi tren inflasi di Provinsi Gorontalo. “Kota itu sebagai ukuran perkembangan indeks saham konsumen dalam mengukur tingkat inflasi satu provinsi. Jadi kalau berbicara masalah inflasi kota berarti kita berbicara tingkat inflasi Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu, kami di kota bekerja keras untuk menjaga dan mengendalikan supaya inflasi itu terjaga,” tutur Marten.
Berdasarkan data yang ada, penyumbang utama inflasi di Kota Gorontalo adalah tomat, bawang merah, bioskop, dan kangkung. Sementara itu, komoditas perikanan, susu dan angkutan udara justru mengalami deflasi. Dilain pihak upaya pengendalian inflasi melalui langkah – langkah strategis terus dilakukan. Marten mengungkapkan ada 6 hal yang perlu diperhatikan. “Yang pertama, komitmen kepala daerah bersama tim pengedali inflasi di Kota Gorontalo, Yang kedua, kolaborasi semua stakeholder atau pemangku kepentingan, yang ketiga keterjangkauan harga, keempat kelancaran distribusi, kelima ketersediaan pasokan, dan terakhir komunikasi efektif,” ujar Marten.
Dengan strategi yang diterapkan, banyak penghargaan yang telah diraih TPID Kota Gorontalo. Salah satunya, meraih tropy TPID terbaik di wilayah sulawesi kategori IHK sebanyak 3 kali berturut-turut. Di samping memperkuat daya beli masyarakat lewat program pangan murah dan operasi pasar.
“Supaya harga kebutuhan pokok dapat dijangkau, secara intens kami melaksanakan pangan murah bersubsidi di berbagai kecamatan. begitu juga dengan operasi pasar di sembilan kecamatan serta sidak ke sejumlah distributor pasar tradisional dan pasar modern oleh tim satgas pangan Kota Gorontalo, ” ucapnya.(tro/rwf)













Discussion about this post