Gorontalopost.id – Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, mendukung pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya Gorontalo yang saat ini digagas Yayasan Islamic Center Gorontalo, sebagai pantia pembangunan. Islamic Center yang rencananya dibagun di tepi-an danau Limboto itu, bahkan diminta segera direalisasikan. Untuk mengetahui progres pembamgunan, Gunernur melakukan pertemuan dengan Yayasan Islamic Center bersama Bupati Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo, di rumah dinas bupati, Sabtu (10/6).
Pada pertemuan itu, secara detail pihak yayasan yang diketuai Zainudin Hasan itu, memaparkan terkait perkembangan rencana pembangunan Islamic Center, mulai dari kesiapan lahan, dukungan masyarakat, dana, hingga kelembagaan yayasan. Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, usai pertemuan, mengatakan, pantia pembangunan memang dimintai pelaporan terkait progres Islamic Center dan Masjid Raya.
“Ada beberapa hal yang menjadi perhatian, yakni soal kelembagaan dalam hal ini yayasanya, tata ruangnya, sistem perencanaannya, dan juga pembebasan lahan yang menjadi utama,” ujar Nelson. Beberapa hal tersebut, lanjut Nelson yang harus segera dituntaskan, agar pembangunan Islamic Center bisa segera dipacu. Nelson menilai, hal tersebut merupakan persoalan utama yang bisa menghambat pembangunan, jika tidak segera dituntaskan.
Memang, lanjut Nelson, persoalan dana menjadi kendala, tapi nantinya pihak yayasan yang mencari solusinya, tentu akan dibantu oleh Pemerintah Daerah.
Sementara itu Penjabat Gubernur Ismail Pakaya mengharapkan, sejumlah point yang menjadi perhatian, mulai dari perencanaannya, pembebasan lahannya sudah harus segera diselesaikan dan tidak ada hambatan nantinya dikemudian hari. “Semoga saja semuanya berjalan denga baik dan lancar tanpa menemui kendala yang berat,” harap Ismail.
Seperti diketahui rencana pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya Gorontalo, makin nampak dalam beberapa bulan terakhir. Padahal, pembangunan islamic center sudah direncanakan dalam beberapa tahun lalu oleh Pemprov Gorontalo, tapi hanya sebatas rencana tanpa realisasi. (wie)












Discussion about this post