Gorontalopost.id – Kondisi infrastruktur di Kabupaten Bone Bolango, yakni di Kecamatan Pinogu yang tidak memadai, menyulitkan warga. Potret pilu dirasakan keluarga almarhum Fatma Samania (29). Jenazahnya harus dibawa menggunakan ojek kembali ke Pinogu setelah hendak melakukan perawatan medis di Suwawa, Sabtu (15/4). Mengangkut jenazah dengan ojek menjadi satu-satunya cara cepat untuk sampai ke Pinogu. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan menandu jenazah, tapi itu memakan waktu bisa sampai 10 jam jalan kaki. Kondisi itu lantaran infrastruktur jalan di daerah yang dipimpin Bupati Hamim Pou itu tidak memadai, atau tidak memungkinkan untuk dilalui kenderaan roda empat.
Informasi yang diperoleh Gorontalo Post, menyebutkan, Fatma Samania, sebelum wafat, memang menderita sesak nafas. Ia sempat melakukan perawatan di Puskesmas Pinogu. Namun berkeinginan untuk melakukan pengobatan ke dokter spesialis di RS Toto Kabila. Sehingga memutuskan untuk ke Suwawa, menggunakan ojek. Ternyata ia mengalami anfal, karena sesak nafas yang cukup berat. Saat itu juga ia langsung dirujuk ke Puskesmas Dumbaya Bulan.
Kepala Puskesmas Pinogu Suparjan Petasule, kepada Gorontalo Post, mengatakan, Sabtu (15/4/23) sekitar pukul 09.00 Wita, pasien dibawa menggunakan ojek ke Puskesmas Dumbaya Bulan, karena keluhan mual muntah dan pusing. Pihak puskesmas Pinogu kata Suparjan, meminta pihak keluarga untuk menginfus Fatma terlebih dahulu di Puskesmas Punogu, namun pasien menolak dengan alasan masih ingin pergi ke dokter praktek. Saat itu juga pasien dibawa dengan menggunakan ojek yang ditemani suaminnya bernama Sukarto Podungge.
“Kami telah menginformasikan ke pihak Puskesmas Dumbaya Bulan bahwa ada pasien yang turun ke bawah (ke Suwawa) menggunakan ojek. Kami dapat informasih saat dalam perjalanaan, pasien telah dianfal sakit yang lebih parah yakni sesak nafas,” ungkap Suparjan.
Saat itu juga pasien langsug dibawa ke puskesmas terdekat di Dumbaya Bulan agar mendapatkan pertolongan medis secara darrurat. Hanya saja diakui Suparjan, pasien meninggal dunia setelah beberapa saat mendapat perawatan medis.
“Ya, sebelum meninggal dunia, sebulan lalu pasien sudah beberapa kali ke Puskesmas dengan keluhan yang sama yakni mual, muntah dan pusing. Padahal pasien tidak dalam kondisi hamil karena sedang program KB. Kami memita agar pasien dirujuk ke Rumah Sakit, namun pihak keluarga pasien menolak dengan sejumlah alasan. Hingga pada akhirnya kemarin itu sudah dianfal kembali dan langsun dirujuk ke Puskesmas Dumbaya Bulan,” tandas Suparjan.
Sementara itu Kepala Puskesmas Dumbaya Bulan Abid Ihsan, SKM mengungkapkan, berdasarkan catatan medis gawat darurat Puskesmas Dumbaya Bulan, pasien masuk dalam kondisi lemas, sakit perut, sakit dada hingga kesulitan bernafas alias sesak nafas, hingga dilakukan pemasangan oksigen sekitar pukul 11.00 wita.
“Awalnya kami menerima informasi dari Puskesmas Pinogu adannya pasien yang turun dari Desa Pinogu, jadi kami stanby ke Puskesmas. Setibannya di puskesmas dumbaya Bulan sekitar pukul 11.00 wita, Pasien yang sudah sangat drop dilakukan pemeriksaan medis akibat sesak nafas yang dideritannya,” ungkap Abid
“Saat itu masih sempat dilakukan pemasangan oksigen kepada pasien karena alami sesak nafas yang cukup berat. Namun tidak lama kemudian pasien meninggal dunia sekitar pukul 11.20 wita,” ungka Abid.
Setelah meninggal pihak keluarga langusung bawa ke rumah duka dan tidak sempat dibawa ke Rumah Sakit.
“Pasien dibawa pulang tetap gunakan ojek ke Pinogu, seandainya jalannya sudah bisa diakses menggunakan mobil, maka kami antar janazah Almarhumah ke rumah duka menggunakan mobil jenazah,” kata Abid sembari berpesan kepada masyarakat agar memeriksakan secara dini secara rutin ke Puskesmas terdekat jika mengalami keluhan.
“Jangan nanti sudah parah baru dibawa ke PKM, sehingga risikonnya bisa mengancam nyawa dari warga itu sendiri. Apalagi warga yang tinggal di desa yang sulit diakses oleh kendaraan roda empat,” tandas Abid.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr Anang S Otoluwa saat dikonfirmasi mengaku, pihaknya masih akan mengkoordinasikan hal ini dengan Kadis Kesehatan Bone Bolango.
“Saya lagi klarifikasi ke Kadis Kabupaten Bonbol mengeai infiormasi itu,” kata Anang. Lebih lanjut Anang turut prihatin setelah mengetahui bahwa pasien dibawa menggunakan motor ojek ke PKM karena kondisi akses ke Pinogu yang tak bisa dilalui mobil Ambulance.
“Ya, seharusya di PKM Pinogu itu harus ada dokter, saya lagi cari data dari Kadis Kesehatan Bonbol mengenai keberadaan dokter disana, sebab itu sangat penting,” tandas Anang. (roy)











Discussion about this post