Gorontalopost.id – Pasca runtuhnya jembatan tuhiyango diperbatasan Desa Huntulohulawa dan Desa Upomela pekan kemarin, bukan saja menutup akses jalan warga tetapi juga kebutuhan akan gas elpiji. Ini terungkap dari rapat bersama komisi ll dengan sejumlah pimpinan perusahaan gas elpiji, selasa (11/4).
Ketua Komisi ll Ali Polapa yang juga sebagai aleg dari daerah pemilihan Kecamatan Bongomeme mempertanyakan bagaimana cara distribusi gas elpiji ke beberapa desa yang sulit diakses akibat runtuhnya jembatan akiat banjir kemarin.
“Akibat runtuhnya jembatan masih ada lima desa yang terisolir dan warga pun tentunya butuh gas elpiji, tetapi terkendala akibat akses jalan yang terputus,” ungkap Ali.
Ali mengatakan, saat ini masyarakat butuh gas elpiji sebagai sumber untuk memasaktetapi dengan kondisi ini pastinya warga sangat kesulitan.
“Jadi saya minta penjelasan dari pihak agen gas elpiji bagaimana mendistribusikan gs elpiji agar bisa sampai kepada warga di lima desa yang terisolir akibat runtuhnya jembatan,” tutur Ali. Lanjut dikatakan Ali, selain susahnya distribusi gas juga diharapkan dengan susahnya distribusi gas tidak berpengaruh pada harga gas elpiji. “Jangan sampai susah distribusi, harganya dinaikkan,” tutur Ali.
Sementara itu pihak pengusaha gas elpiji mengaku untuk distribusi gas elpiji bagi masyarakat yang terisolir akibat runtuhnya jembatan, pihak agen sudah menerapkan SOP, yakni warga yang terisolir untuk menunjukkan surat keterangan dari desa dan pendistribusian gas elpiji akan diserahkan ke pangkalan terdekat dari lokasi runtuhnya jembatan.
“Jadi gasnya akan di drop dilokasi yang ada pangkalan terdekat dan harus membawa papan dari pangkalan sebagai tanda, sehingga semua warga tetap bisa mendapatkan gas tanpa kesulitan akibat runtuhnya jembatan yang membuat mereka terisolir,” tandas agen gas elpiji, di ruang sidang DPRD Kabupaten Gorontalo. (Wie)












Discussion about this post