Peluru Tepat di Jantung Briptu RF, Polda Gorontalo Sebut Bunuh Diri

Gorontalopost.id – Peristiwa berdarah kembali menimpa institusi polri. Staf pribadi pimpinan (Spripim) Polda Gorontalo, Brigadir Polisi Satu (Briptu) RF, ditemukan tak bernyawa dengan luka tembak di dada bagian kiri, Sabtu (25/3) pagi.

RF ditemukan di dalam mobil daihatsu terios warna putih, milik dinas Polri plat POL: 1214-XXIX yang terparkir di pinggir jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR), Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.

Saat ditemukan, mobil yang ditumpangi RF dalam kondisi hidup. Warga setempat curiga, sebab mobil tersebut parkir di tempat itu sejak Jumat (24/3) sore, dikira hanya parkir biasa saja. Informasi yang diperoleh, warga yang pertama mengetahui mobil tersebut adalah Ari M, warga setempat. Ari yang berprofesi sebagai petani itu hendak kembali ke rumahnya, setelah dari kebun. Ia tak berani mendekati mobil itu. Pada Sabtu (25/3) pagi saat hendak kembali ke kebun, ia heran, mobil tersebut masih terparkir di posisi yang sama. Ia melaporkanya ke kepala desa. Bersama seorang warga lainya, mereka kemudian medatangi mobil tersebut, yang ternyata mesinya masih menyala. Oleh kepala desa, penemuan itu kemudian dilaporkan ke Polisi. Tak berapa lama, sejumlah petugas datang. Mereka mendapati mobil dalam keadan terkunci, dengan seseorang yang berada di dalam mobil. Saat dipanggil tak merespon, petugas kemudian memecahkan kaca untuk membuka mobil.

Saat mobil terbuka, Briptu RF yang berada dikursi kemudi, tak lagi bergerak. Setelah dicek, terdapat luka tembak dibagian dada kiri, dan sedikit darah yang mengucur ke pakaianya. Sementara di dekatnya, tepatnya di dekat handle rem tangan, terdapat senjata api jenis pistol. Tangan kananya teruntai ke bagian kanan dengan posisi jari telunjuk seperti menarik pelatuk pistol. Briptu RF saat ditemukan tidak mengenakan pakaian dinas polri.

Saat itu jugak, jenazah anggota Polri kelahiran Semarang, 08 Januari 1994 yang tercatat sebagai warga Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang itu, langsung dievakuasi sebelumnya dilakukan olah TKP oleh petugas identifikasi.

“Ya, benar yang ditemukan meninggal dalam mobil dinas Polri NO POL: 1214-XXIX yang terparkir di pinggir Jalan GORR Desa Ombulo, Limboto Barat itu anggota Polri yang bertugas di Staf Spripim Polda Gorontalo an. BRIPTU RF,” ujar Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Wahyu Tri Cahyano. Menurut dia, Briptu RF diduga bunuh diri. Hanya saja, Wahyu belum bisa memastikan apa motif, orang ‘ring satu’ Kapolda Gorontalo itu bunuh diri. Menurut Wahyu, staf pribadi pimpinan selanjutnya disebut Spripim adalah unsur pelayan dalam bidang pelayanan kepada pimpinan pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda.

“Penyelidik masih melakukan pendalaman dan terhadap korban. Kami keluarga besar Polda Gorontalo merasa kehilangan karena korban dikenal baik, rajin dan juga pendiam. Mohon doanya semoga arwah almarhum diterima oleh Allah dan diampuni segala dosanya,” ungkap Wahyu Tri Cahyono.

Di tempat kejadian perkara, ditemukan fakta-fakta di lapangan. Seperti, saat korban ditemukan, berada di tempat duduk pengemudi, dalam kondisi bersandar ke belakang. Selain itu ditemukan pula lima butir amunisi di dashboard bawah. Juga senjata ditemukan di sebelah kiri badan korban di tempat handle rem, dengan selongsong ditemukan di dalam senjata.Tangan kiri korban memegang handle rem tangan, terdapat cairan berupa minuman di dalam kantong kresek warna putih. Pada kaca mobil ditemukan lubang kecil dan retak. Hanya saja, Kombes Pol Wahyu memastikan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, selain luka tembak.

Tepat di Jantung

Polisi memastikan, tidak terdapat luka lain pada tubuh Briptu RF, selain luka tembak di dada kiri. Timahpanas tepat besarang di jantung polisi yang bertugas sebagai staf pribadi pimpinan Polda Gorontalo itu.

Dokter Forensik Pusdokes Polri, AKBP Wahyu, menyebutkan, hasil pemeriksaan luar terhadap korban, ternyata yang bersangkutan memakai pakaian dua lapis, yakni kemeja lengan pendek motif army, dan di dalam dilapisi kaos oblong merk Pollo.

Pada pakaianh ditemukan lubang seperti terbakar, bekas tembakan dengan jarak dekat atau pendek. “Pada dada korban terdapat satu lubang di posisi jantung bagian atas, belakang punggung ada luka tembak keluar jarak 7 cm di sebelah kiri, di bawah luka bagian depan kena jantung belakang, kejadian itu dilakukan di dalam mobil tidak ditemukan luka lain pada tubuh korban, tidak terjadi pertikaian dalam mobi sehingga tidak ada pelaku lain,” tandas AKBP Wahyu.

Keluarga Menolak Autopsi

Sementara itu, rencananya, kemarin, Briptu RF dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Gorontalo. Hanya saja, otopsi dibatalkan, atas permintaan keluarga. Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono. “Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, meski dari penyidik telah meyakinkan dan menjelaskan bahwa autopsi untuk kepentingan penyelidikan,” ucap Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol. Wahyu Tri Cahyono, Ahad (26/3) di RS Bhayangkara.

Meski autopsi batal dilakukan, kata Kombes Pol Wahyu, pihaknya tetap akan melanjutkan proses penyelidikan kematian Briptu RF.

“Keluarga juga menginginkan kita untuk mencari motifnya,” kata Wahyu.

Untuk proses autopsi, pihak Polda Gorontalo mendatangkan dokter spesialis forensik dari Pusdokkes Mabes Polri dan salah satu dokter dari RS. Bumi Panua. “Namanya dokter Hery Mundung dari Pohuwato dan dokter AKBP Wahyu Widayati,” beber Kombes Pol. Wahyu.

Dengan batalnya pelaksanaan autopsi, maka jenazah Briptu RF langsung disemayamkan dan selanjutnya akan dipulangkan ke rumah duka di Semarang. “Rencananya (dipulangkan) besok (hari ini,red) ,” ungkapnya.

Sementara itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti, dikutip manadopost, memastikan memonitor penanganan kasus tersebut. Berdasar informasi yang diterima Kompolnas hingga kemarin, kata dia, Polda Gorontalo masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab dugaan bunuh diri tersebut.

Menurut Poengky, penyelidikan tersebut sangat penting untuk mengungkap dan mengetahui penyebab kematian personel Polri yang tengah dalam bawah kendali operasi (BKO) Bareskrim ke Polda Gorontalo.

”Kompolnas akan mengirimkan surat klarifikasi ke Polda Gorontalo terkait kasus itu dan penanganannya,” kata dia. Pihaknya ingin kasus tersebut diproses secara profesional dengan dukungan scientific crime investigation. ”Serta disampaikan kepada publik secara transparan,” tambahnya.

Briptu RF tercatat sebagai warga Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Semarang. Wartawan Radar Semarang, sabtu telah mengunjungi rumah duka. Rumah korban dipadati warga sekitar untuk takziah. Di luar rumah terdapat beberapa karangan bunga. Di antaranya, dari komandan Kompi 3 Batalyon Pelopor dan Kombespol Samsu Arifin, Wadirtipideksus Bareskrim Polri.

”Iya, yang meninggal saudara saya. Ini pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah,” ungkap kerabat korban, Muhammad Shoqib, kepada Radar Semarang, kemarin (26/3). Sesuai rencana, korban dimakamkan di TPU di Kota Semarang.

Shoqib menyatakan, pihak keluarga masih berduka dan syok, terutama ibu korban, Muniroh. Namun, pihaknya belum bersedia membeberkan terkait dugaan bunuh diri tersebut.

”Keluarga sini juga tidak tahu apa-apa. Saya dapat kabar itu pagi, sekitar pukul 08.30. Terus disuruh telepon, tapi saya telepon berkali-kali sudah tidak diangkat,” jelasnya.

Dia tidak tahu apakah Briptu RF memiliki masalah pribadi. ”Dia orangnya tertutup, jarang cerita. Jadi, saya ya benar-benar kaget. Pihak keluarga juga tidak tahu ada masalah apa,” katanya.

Briptu RF merupakan anak ketiga dari pasangan Muniroh dan Muslih. Menempuh pendidikan SD hingga SMA di sekitar Kota Semarang. Dia membenarkan informasi bahwa korban akan bertunangan dengan perempuan pujaan hatinya tahun ini.

”Dia belum berkeluarga. Katanya sih iya, mau lamaran. Sama orang mana saya kurang tahu. Rencana tahun ini, tapi persisnya kapan kurang tahu juga,” katanya. Shoqib menyebutkan, kerabatnya itu menjadi anggota Polri setelah lulus SMA atau sekitar 2021. Setelah lolos pendaftaran, dia sempat bertugas di Jakarta. Tak lama kemudian, RF pindah tugas ke Gorontalo. (roy/rwf/jp)

PENTING!
Informasi tersebut diatas tidak untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.

Comment