Gorontalopost.id – Gempa bumi berskala manitudo 5.4, yang terjadi di Kota Jayapura, Papua berdampak cukup besar bagi warga. BPBD Kota Jayapura melaporkan sebanyak empat warga meninggal dunia terdampak gempa tersebut. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura Asep Khalid menjelaskan keempat korban ditemukan dari puing bangunan kafetaria yang roboh oleh guncangan gempa bumi.
Asep menuturkan letak kafetaria tersebut berada di atas perairan di kawasan Kota Jayapura sehingga proses evakuasi dilakukan oleh tim ahli untuk menyelam. “Kafe ada yang roboh dan di situ ada empat orang meninggal. (Para korban) Ada di kafe. Ada guncangan, lalu roboh. Korban tertindih. Bangunannya ada di pinggir laut,” ujar Asep dalam sambungan telepon. Asep juga menuturkan pada saat terjadi gempa bumi yang dirasakan kuat selama 2-3 detik, masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.
Asep melaporkan bahwa beberapa bangunan seperti rumah, fasilitas umum dan fasilitas kesehatan mengalami kerusakan. Beberapa pasien RSUD Kota Jayapura turut diungsikan ke halaman gedung untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu berdasarkan hasil monitoring Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi pada pukul 13.28 WIB atau 15.28 WIT itu berpusat di 2.60 LS dan 140.66 BT di kedalaman 10 kilometer. Apabila ditarik garis lurus, gempabumi dalam kategori dangkal itu memang hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer Barat Daya dari Jayapura dan 6 kilometer Tenggara dari Kota Jayapura.
Selain korban jiwa, dilaporkan 700 orang harus mengungsi akibat gempa tersebut. “Sebanyak 700 orang mengungsi di empat titik pascagempabumi magnitudo 5.4 yang mengguncang wilayah Kota Jayapura,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada wartawan, Kamis (9/2).
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci ada 50 KK mengungsi di Entrop Kompleks CV Thomas, selanjutnya 50 KK di Bank BTN Kota Jayapura, 200 jiwa di Kristus Raja Dok V dan 400 jiwa di Bhayangkara I.
Selain pengungsi, Pusdalops BNPB juga mencatat sedikitnya ada lima orang mengalami luka-luka. Sedangkan 4 orang dilaporkan meninggal dunia. “Untuk kerugian material menurut perkembangan pendataan pada pukul 18.17 WIB meliputi 2 rumah rusak sedang, 3 rumah rusak berat, 1 ruko kafe Cirita roboh kemudian tenggelam, 3 gedung terdampak, RSUD Kota Jayapura rusak, 1 masjid, 2 gereja dan 1 unit hotel turut terdampak,” jelas Abdul.
GEMPA TURKI
Sementara itu, dari Turki dilaporkan, sebanyak 123 Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dari wilayah gempa, saat ini mereka telah tiba di Wisma Duta RI di Ankara pada Rabu (8/2). ’’Alhamdulillah sudah semua tiba di penampungan KBRI Ankara yang berlokasi di Wisma Duta RI,” kata KBRI Ankara dalam keterangannya, Kamis (9/2). Menurut pihak KBRI, para WNI telah tiba sejak Rabu pagi pukul 10.00 waktu setempat hingga pukul 22.00 malam. Adapun korban luka yang tidak dapat ditangani di rumah sakit wilayah gempa, telah mendapat pemeriksaan oleh dokter. ’’KBRI tadi malam telah memeriksakan enam orang WNI kondisi sakit dalam evakuasi KBRI Ankara,” kata pihak KBRI. Dari enam orang, lanjut keterangan itu, tiga orang yang kakinya di-gips, telah dirontgen dan tidak ada cedera serius. Lalu satu orang yang mengalami cedera pada bagian anus yang disebabkan oleh cuaca dingin juga sudah diperiksa dan hanya perlu perawatan dengan salep. Sementara dua lainnya sudah dalam keadaan sehat. Untuk pemutakhiran kabar terbaru mengenai WNI yang masih belum dapat dihubungi, pihak KBRI belum dapat memberikan jawaban. (jpnn)











Discussion about this post