Gorontalopost.id – Pengelolaan sampah yang dilakukan Bank Sampah Wastu Lestari di Denpasar, Bali, mendapat perhatian Bank Indonesia Gorontalo. Dalam kegiatan capacity building yang digelar di Bali, baru-baru ini, BI mengajak delapan UMKM Binaan Bank Indonesia, dan 10 jurnalis asal Gorontalo, mengunjungi salah satu induk bank sampah di pulau dewata itu.
Pengelola Bank Sampah Wastu Lestari, Erika, menyebutkan, Bali termasuk yang tertinggi memproduksi sampah. Sebagai daerah pariwisata, tentunya setaip sudut Bali harus bersih dari sampah. Berkaitan itu, pihaknya kemudian mendirikan Bank Sampah. “Kami mengumpulkan sampah-sampah dari masyatakat, atau dari kelompok-kelompok binaan yang ada di Bali, kami pilah terutama sampah non makanan,”kata
Erika, menyambut kunjungan BI Gorontalo, UMKM dan jurnalis asal Gorontalo di tempatnya, pekan lalu.
Erika memperlihatkan bagaimana proses memilah sampah yang masuk. Wastu Lestari kata dia, menerima semua jenis sampah non makanan, seperti plastik, barang bekas, besik, kertas dan kardus, hingga botol beling. Bank Sampah yang berdiri sejak tahun 2010 ini,
setiap harinya mendapat kiriman banyak sekali sampah, setiap bulanya hingga mencapai 40-50 ton, dengan omset kurang lebuh Rp 50 juta. Menurutnya, Bank Sampah menerapkan sistem nasabah bagi setiap warga yang datang membawa sampah.
“Ada rekeningnya, kita catat. Berapa sampah yang masuk, harganya berapa, uangnya masuk rekening bank sampah,”katanya. Pengelolaan sampah yang seperti itu, kata dia, tak hanya menguntungkan dua pihak, yakni nasabah dan pengelola bank sampah, tapi dampaknya lingkungan di Bali yang tetap terjaga, dan tidak tercemar sampah.
KPw BI Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha yang turut mengunjungi Bank Sampah Wastu Lestari, terpukau dengan sistem pengelolaan bank sampah yang profesional. Ia berharap, hal itu bisa diterapkan di Gorontalo. “Dengan bank sampah yang dikelola seperti ini (profesional) masyarakat mendapat tambahan penghasilan.
Dan lingkungan kita menjadi bersih, saya kira ini baik untuk terus dikembangkan,”terangnya. BI sendiri belakangan mulai mengembangkan pola green ekonomi, sehingganya mendorong para pelaku usaha termasuk UMKM untuk menerapkanya, seperti program UMKM Hijau yang bertujuan agar alam terus terjaga, dan masyarakat tambah sejahtera. (tro)












Discussion about this post