Gorontalopost.id — Pernyataan dari serikat pekerja PT PG Tolanggohula Yerpan Bilondatu yang mengatakan, Ketua DPRD Syam T Ase menjadi provokator mendapat kecaman dari masyarakat Tolanggohula.
Pian perwakilan warga dari Desa Molohu Kecamatan Tolanggohula justru menyayangkan apa yang diungkapkan oleh Yerpan.
Menurut Pian, selama ini Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Syam T Ase tidak pernah menjadi provokator atas ditutupnya jalan desa di Tolanggohula yang menuju lahan dari pabrik gula.
Ketua DPRD hanya melakukan mediasi aspirasi kami, karena plat deker yang dibuatkan oleh warga sendiri justru dibongkar paksa oleh pihak pabrik atas perintah dari general manager (GM) PT PG Tolanggohula Ir Mbantu Karo karo, bahkan melarang kami melintasi jalan dari pabrik.”Mereka saja yang hanya pendatang diwilayah kami bisa seenaknya menjajah kami, kenapa kami tidak bisa melakukan hal yang sama kepada mereka?,” ketus Pian.
Menurut Pian, aspirasi yang mereka sampaikan ke ketua DPRD ditindaklanjuti dengan melakukan RDP dan mengundang general manager untuk datang tetapi kenyataannya tak demikian dan lagi-lagi perusahaan hanya mengirimkan wakilnya, padahal yang kami inginkan adalah kehadiran general manager perusahaan utnuk duduk bersama mencarikan solusi, namun tidak demikian adanya dan itulah yang memicu kami melakukan tindakan untuk menutup jalan desa.
Jadi bukan karena ada hasutan atau ada provokasi dari Ketua DPRD, karena dengan ketidakhadiran general manager di DPRD Kabupaten Gorontalo artinya melecehkan dan tidak menghargai lembaga yang terhormat sebagai lembaga yang mewakili segala aspirasi masyarakat, termasuk aspirasi kami warga Kecamatan Tolanggohula.
“Sementara kami tutup seluruh akses jalan desa sebagai bentuk kekecewaan kami dan itu bukan berarti didukung oleh Ketua DPRD tetapi keinginan murni masyarakat Tolangguhula dan serikat pekerja keliru, seharusnya serikat berterima kasih kepada lembaga, karena apa, karena kami berjuang untuk kemaslahatan orang banyak, kami tidak memusuhi pabrik dan para serikat pekerja, karena mereka adalah warga Kecamatan Tolanggohula juga, tetapi yang kami musuhi adalah oknum-oknum yang justru bukan pendudukan asli tetapi terkesan menjajah kami putra daerah,” tegas Pian.
Ia juga menambahkan dalam komposisi manager PT PG Tolanggula sudah tidak ada putra daerah lagi dan kami melakukan aksi spontan ini karena sudah terlalu banyak dikecewakan, karena jalan desa dibiayai oleh desa sementara yang banyak merusak jalan desa adalah pabrik gula. “Sehingga ketika ada oknum-oknum yang bertindak arogan didaerah kami sendiri pastinya kamipun akan bertindak,” tandasnya. (Deice)











Discussion about this post