Gorontalopost.id – Kejadjan pelayanan di Desa Buhu Kecamtan Tibawa, jumat (20/1), menjadi pelajaran untuk semua aparat desa dan semoga tak terulang kembali.
Ketua Persatuan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia ( PAPDESI ) Kabupaten Gorontalo Wowiling Habibullah memang menyayangkan kejadian tersebut, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata tak seharusnya, tetapi juga harus ditarik kembali awal mula sampai terjadi kejadian tersebut.
Sebagai pelayan masyarakat sudah menjadi kewajiban aparat desa untuk memberikan pelayanan terbaik pada warganya dalam keadaan apapun.
“Kita juga tidak tahu kalau aparat apa lagi ada yang dipikirkan dan mendapatkan masyarakat juga yang sementara dalam kondisi buru-buru, sehingga terjadi kesalahan pahaman, ” Jelas Wowiling.
Ia mengharapkan kedepan bisa dibenahi pelayanannya, misalnya membagi tugas jam kerja dari aparat desa, agar pelayanan tetap terlaksana, misalnya aparat dibagi dua kelompok dan masing masing kelompok bergiliran, siapa yang datang lebih dulu ke kantor, demikian stiap hri bergantian.
“Sehingga setiap harinya sudah ada aparat yan stay jam 8 untuk melayani masyarakat, terutama dalam pelayanan permintaan surat dan pelayanan pada masyarakat bisa maksimal, ” Tandas Wowiling.
Seperti diketahui, dari dari akun media sosial Della Nento, warga Desa Buhu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.
endapatkan perlakuan tidak baik dari oknum aparat Desa Buhu dengan inisial FF saat ingin mengurus surat keterangan usaha (SKU) dan surat domisili.
Dalam postingannya, Dela menjelaskan kronologi saat dirinya mendatangi kantor desa Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo pada pukul 08:30 WITA.
Saat itu dirinya sempat menanyakan pada oknum aparat desa tentang pelayanan yang belum juga ada, padahal sesuai aturan jam 08:00 WITA, harusnya sudah dilayani.
Namun oleh oknum aparat yang menjabat sebagai kepala seksi pelayanan, Della diminta untuk menunggu alasannya karena yang memegang cip yang biasa digunakan untuk membuat surat masih belum datang. Lama menunggu, Della kembali bertanya, hingga terjadi adu mulut.
“Ngana pe mau apa, kalau suka ba ator pa torang jadi kepala desa jo, (maumu apa, kalau mau mengatur kami jadi kepala desa saja),” kata sang aparat yang diungkapkan Della Nento dalam postingannya.
Tak berhenti di situ saja, adu mulut terus terjadi hingga sang aparat mengeluarkan makian Gorontalo “Badiam jo ngana jangan banyak Hua**go,” demikian makian yang dilontarkan sang aparat desa.
Kejadian itu menurut Della menimbulkan trauma tersendiri baginya. Dirinya tidak menyangka bisa mendapatkan perlakuan tak enak dari aparat desa tempatnya tinggal.
Sementara itu Kades Buhu, Wirawan Lawani menegaskan, dirinya akan menindak lanjuti persoalan tersebut dan memberikan sanksi aparatnya.
“Ibu Della sudah telepon saya dan saya sudah klarifikasi ke aparat di kantor. Betul terjadi perdebatan antara aparat dan masyarakat.
Saya akan pertemukan keduanya, dan pasti akan ada sanksi kalau memang terbukti salah dalam hal pelayanan,” tandasnya. (Wie)












Discussion about this post