Pertemuan Pj Gubernur dengan Pengusaha Malaysia Inisiatif KADIN, Jasin : Bicara Investasi Tak Harus di Kantor 

gorontalopost.id-JAKARTA- Pertemuan Pj Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer, dengan pengusaha asal Malaysia, di lobby Grand Hyatt Jakarta, Ahad (8/1) lalu, terkait investasi pertanian, peternakan, dan perkebunan di Gorontalo, sepenuhnya inisiatif Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Gorontalo.

Wakil Ketua KADIN bidang investasi dan perdagangan luar negeri, Jasin Mohammad. SE. MPA kepada Gorontalo Post, mengatakan, pertemuan itu sebagai tindaklanjut dari pertemuan sebelumnya, dimana para pengusaha asal Malaysia itu telah datang ke Gorontalo untuk melihat langsung potensi rencana investasi mereka di daerah. “Pada 19-21 oktober 2022 rombongan dari Malaysia dengan misi dagang mereka datang ke Gorontalo. Dalam kesempatan itu, mereka mengundang langsung agar pak Gubernur bisa mengunjungi pabrik mereka di Malaysia,”ujar Jasin Mohammad.

Pengusaha tersebut adalah Tan Lan Agriventure Sdn. Bhd, sebuah perusahaan perdagangan hasil pertanian yang berbasis di Malaysia. Kebetulan, lanjut Jassin, saat kunjungan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim ke Indonesia baru-baru ini, mereka juga turut ke Indonesia. Kesempatan itu yang dimanfaatkan KADIN Gorontalo untuk memfasilitasi pertemuan antara Gubernur dan para investor tersebut. “Nginapnya kan di Grand Hyatt. Maka KADIN mengambil inisiatif, agar ada pertemuan bersama pak Gubernur disitu (grand Hyatt), sebelum pak Gubernur ke Malaysia, dan ke Malaysia itu sudah mendapat izin Mendagri, tidak mungkin tak ada izin,”terang Jasin.

Kata dia, pertemuan yang berlangsung sejak sore hingga tengah malam itu, sangat penting. Sebab banyak hal yang dibahas, termasuk rencana pertamuan dengan Menteri Pertanian Malaysia. “Dasarnya, agar pak Gubernur ke sana sudah ada gambaran terlebih dahulu, tentang investasi perusahaan mereka, dan juga agenda pertemuan dengan Menteri Pertanian Malaysia,”jelasnya.

Dalam pertemuan di Grand Hyatt itu, lanjut Jasin, sama sekali tidak bicara soal teknis pengiriman produk jagung. “Yang dibicarakan adalah investasi dibidang pertanian, perikanan, kehutanan, pariwisata, dan kesehatan,”kata Jassin. Menurutnya, pertemuan menyangkut investasi semacam itu, tak harus berlangsung di kantor. “Ini bicara bisnis, investasi, tak harus di kantor. Ada kesempatan, kita lakukan pertemuan. Yang penting tujuanya tercapai, bagaimana mereka serius berinvestasi di Gorontalo,”terangnya.

Ia kembali menerangkan tentang posisi KADIN dalam pertemuan itu. Dijelaskanya, sesuai Undang-undang nomor 1 tahun 1987 tentang KADIN, induk organisasi para pengusaha, dan induk organisasi perusahaan ini, menjalanlan fungsi sebagai wadah komunukasi, dan konsultasi antar pengusaha Indonesia, antar pengusaha Indonesia dengan pemerintah, serta antar pengusaha Indonesia dengan pengusaha asing mengenai hal hal yang berkaitan dgn perdagangan dan investasi. “Itu yang KADIN jalankan, sehingga terjadi pertemuan itu. Sekali lagi, pertemuan tersebut sepenuhnya inisiatif KADIN. Kami melihat pak Gubernur begitu antusias menggenjot investasi di daerah, dan itu sangat baik,”ujarnya. “Dan saya sampaikan, tidak ada satu broker pun yang hadir dalam pertemuan malam itu,”tambah Jasin.

Terkait dengan broker, lanjut Jassin, dalam dunia perdagangan komoditas ekspor impor, pasti tak lepas dari broker. Broker kata dia berperan sebagai perantara untuk menfasitasi kebutuhan Buyer ( pembeli ) terhadap komoditas yang akan diekspor atau impor, seperti jaminan mutu barang, baik kuantitas dan kualitas sesuai pesanan dari buyer, pengurusan transportasi berupa kapal serta dokumen lainnya sesuai persyaratan negara tujuan.

“Broker ini kan perantara, antara pembeli dan sumber barang. Mereka juga memastikan kualitas dan kuantitas barang, mereka yang melakukan pengurusan transportasi seperti carter kapal, segala dokumen ekspor impor juga menjadi jaminan mereka, itu fungsi broker,”jelas Jasin. Sehingganya, jika pihak apalagi politisi yang menyarankan tidak ada keterlibatan broker dalam urusan perdagangan internasional, itu saran yang tidak rasional. “Saya rasa politisi itu harus belajar lagi mekanisme perdagangan internasional,”tandasnya. (tro)

Comment