Gorontalopost.id – Laman media sosial facebook milik Ishak Said belakangan penuh dengan postingan tentang jualan barang elektronik, dan beberapa kerajinan tangan yang ia produksi sendiri. Ishak memasarkan daganganya langsung dari kampungnya di Desa Ilomata, Kecamatan Bulango UIu, Bone Bolango, Gorontalo. Wilayah yang baru tersentuh listrik PLN pada tahun 2017 yang lalu.
Wilayah Kecamatan Bulango Ulu, merupakan salah satu wilayah terisolir di Bone Bolango. Selain akses jalan yang sulit, listrik, dan akses telekomunikasi merupakan hal yang dirindukan puluhan tahun oleh masyarakat setempat. PLN membuka isolir di wilayah yang kini sedang dibangun bendung raksasa itu, dengan menghadirkan jaringan listrik tegangan menengah sebesar 20 KV, dengan panjang sambungan 10,6 kilometer sirkuit (kms) di Desa Owata, dan Desa Mongiilo, Kecamatan Bulango Ulu di tahun 2017. Secara bertahap ketersediaan listrik di Bulango Ulu terus dipenuhi, hingga akhir tahun 2022, seluruh desa dan dusun di Bulango Ulu, sudah terjangkau listrik PLN. Terakhir, pekan lalu, PLN menyelesaikan misi melistriki pelesok Bulango Ulu itu, hingga ke dusun III Desa Mongiilo Utara. Di kampung Ishak Said, listrik PLN hadir di awal tahun 2018, atau setelah Desa Owata, dan Desa Mongiilo tersambung listrik. Masyarakat begitu antusias, perubahan drastis terjadi di seluruh desa. “Alhamdulillah, perubahan sangat terasa. PLN membuat desa kami tak lagi gelap, semua rumah sudah tersambung listrik PLN, sudah moderen,”kata Eka, sapaan Ishak Said.
Jebolan STM Gorontalo tahun 2005 ini mengatakan, dampak pertumbuhan ekonomi masyarakat yang begitu terasa. Misalnya yang ia alami sendiri. Sebagai desa yang tak punya listrik, warga desa kata dia nampak begitu tertinggal, informasi perkembangan teknologi praktis tak diperoleh. Yang dilakukanya, hanya bisa membuka kios kelontong dengan menjual bahan-bahan pokok kebutuhan harian ala kadarnya, itu cara dia menggerakkan ekonomi keluarganya, sebab ia tak memiliki keahlian untuk bertani seperti mayoritas warga di desanya. Semua berubah, saat 2018 PLN mulai menyalurkan listrik ke rumah-rumah. Bekal yang diperolehnya dari bangku STM ia mulai manfaatkan, ia membuka bengkel cutting stiker, dan membuat beragam kerajinan tangan yang hanya bisa dikerjakan dengan bantuan listirik. “Saya desain stiker sendiri, dan itu menarik pelanggan di sekitar Kecamatan Bulango Ulu ini, juga kerajinan-kerajinan. Alhamdulillah, semua berjalan lancar berkat adanya listrik,”ujarnya. Kios kelontongnya juga sudah dilengkapi dengan mesin pendingin show case, bahkan kini ia bermitra dengan sebuah perusahaan distributor barang elektronik, untuk memasarkanya di wilayah bulango ulu. “Kalau dipersentasikan (peningkatan ekonomi) buat saya itu bisa 200 persen atau lebih. Saya merasakan betul manfaat listrik PLN. Bukan hanya, masyarakat Bulango Ulu ini juga begitu,”kata Eka. Sekarang kata dia, para tukang yang awalnya menggunakan sekap kayu tradisional, kini sudah beralih ke sekap kayu listrik, sehingga pekerjaan cepat tuntas. Kios-kios warga yang lainya, juga menjual es yang tak pernah ada sejak listrik belum masuk ke Bulango Ulu. “Ada yang jualan minuman es, hanya tekan tombol di mesin blender, minuman esnya jadi, cepat sekali,”ujar Eka. Kini, kata Eka, jaringan komunikasi berupa saluran internet desa juga turut andil membuka isiloasi. “Warga sudah menggunakan televisi, ada juga jaringan wifi, sehingga saya juga bisa jualan lewat media sosial,”tandasnya.
Kepala Desa Mongiilo Utara Mahmud Supu, juga mengaku perubahan drastis terjadi di desanya setelah PLN menghadirkan listrik. Roda perekonomian di desanya berputar cepat, sejumlah usaha mikro mengandalkan energi listrik tumbuh. “Alhamdulillah pak, kami sangat berterima kasih, sudah menghadirkan listrik di desa kami,”kata Kades Mahmud Supu.
Tahun ini, PLN Gorontalo selesai menghadirkan listrik di 26 desa/dusun yang selama ini belum menikmati listrik. Jaringan tegangan menengah sepanjang 32.71 Kms, jaringan tegangan tendah sepanjang 36.05 Kms, dan 28 unit gardu distrubusi kapasitas 1.450 KVA berhasil dibangun, dengan jumlah pelanggan tercatat kurang lebih 525 pelanggan dari total 876 calon pelanggan.
Manger UPPK PLN Provinsi Gorontalo, Anshar, mengatakan terlaksananya listrik menembus pelosok di Gorontalo, tak lepas dari dukungan pemerintah daerah, terkait aksas jalan serta peran langsung dari masyarakat sekitar ikut membantu PLN. Misalnya dalam hal merelakan pohon-pohon produktif atau tanaman hias milik warga dilewati jaringan listrik baru tersebut untuk dipangkas atau ditebang. “Dukungan masyarakat dan pemerintah daerah sangat membantu suksesnya program ini,”ungkap Anshar.
Sumber listrik yang mengalir hingga pelosok di Gorontalo itu, ditopang dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Seperti pembangkit listrik tenaga microhydro di Suwawa dan Taludaa, Kabupaten Bone Bolango, pembangkit listrik biomassa di Pulubala Kabupaten Gorontalo, hingga pembangkit listrik tenaga surya di Molawahu,Kabupaten Gorontalo, dan PLTS Motihelumo Sumalata Timur, Gorontalo Utara. PLTS Molawahu merupakan sumber energi baru dan terbarukan terbesar di Gorontalo. Pembangkit yang terinterkoneksi dengan jaringan listrik Isimu ini, menghasilkan listrik 10,75 MWac. Pengembangan EBT juga dilakukan dengan memanfaatkan biomassa yang dihasilkan dari pembakaran kayu lamtoro untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Anggrek. Kedepan, bendungan Bulango Ulu yang sedang dibangun juga akan dikembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan kapasitas sebesar 4,95 MW. (tro)
Comment