Gorontalopost.id – Kabar bakal ditutupnya pertambangan emas di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, membuat nasib para pekerja kabilasa (tambang tradisional) kini terancam. Pasalnya, para pekerja kabilasa ini sejak dulu sangat bergantung pada aktifitas pertambangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga itu, kabar penutupan lokasi pertambangan di Desa Hulawa, dimana ada ribuan pekerja kabilasa yang bekerja di atas sana pun dibuat was-was mendengar informasi yang sudah beredar di kalangan mereka para pekerja.
Hal ini diungkapkan langsung salah satu pekerja kabilasa, Weni Tantu kepada awak media. Weni, mewakili pekerja kabilasa lainya, mengungkapkan jika betul adanya penutupan tambang maka nasib kabilasa juga ikut terancam.
“Sungguh disayangkan apabila tambang ini ditutup, karena hanya ini mata pencaharian kami satu- satunya, pun kalau ini ditutup siapa yang mau kasih kami hidup untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Weni dengan nada sedih.
Weni melanjutkan, profesinya sebagai pekerja kabilasa tersebut sudah digeluti sejak puluhan tahun yang lalu. “Sampai- sampai pak, saya punya anak saya kasih sekolah dari hasil kabilasa ini. Kalau ini ditutup ada yang mau bertanggung jawab?. Sehingganya mohon jangan ditutup ini tambang,” tuturnya. Bukan hanya Weni, hal serupa juga diutarakan Ismail Tane. Bahkan kehidupan sehari-harinya ditopang dari pekerja kabilasa.
“Saya mau kerja apa kalau kami sudah tidak diberi ruang lagi dalam melakukan kabilasa jikalau tambang ini ditutup. Maka kami berharap jangan pernah ada kata tutup untuk tambang yang ada di Buntulia,” pungkasnya.
Tak cuma bagi pekerja kabilasa saja, keberadaan tambang emas di Desa Hulawa rupanya juga berdampak baik bagi masyarakat sekitar. Dimana tambang emas di Buntulia dinilai bisa menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Pohuwato.
Hal ini sebagaimana disampaikan salah satu petani padi, Noldi Pikoli. Menurutnya pertambangan emas di Desa Hulawa memberikan dampak positif bagi masyarakat lainnya termasuk dirinya sebagai petani. “Karena keberadaan mereka (penambang, red) telah mampu mendorong dan menggerakan ekonomi masyarakat khususnya para petani,” ungkapnya.
“Dengan adanya penambang, kami merasa bersyukur, sebab hasil panen kami dapat mereka konsumsi,” ujarnya. Selain itu juga kata Noldi, para penambang sering memperhatikan para petani, dengan sering memberikan bantuan, baik dalam bentuk materil maupun non materil. “Buktinya saja, sebulan yang lalu mereka melakukan normalisasi dan pengerukan sedimentasi. Ini bentuk kepedulian mereka kepada kami para petani,” pungkasnya. (ayi)










Discussion about this post