Gorontalopost.id – Masyarakat dan Pemerintah Daerah di Gorontalo, Senin (5/12) hari ini, sedang bersuka ria. Memeriahkan HUT Provinsi Gorontalo yang ke-22. Banyak pencapaian yang telah diraih. Namun masih banyak pula harapan rakyat yang belum terwujud. Salah satunya adalah fasilitas Islamic Center dan Masjid Agung yang sudah terwacana sejak 6 tahun silam. Yang diwacanakan pertama kali oleh Penjagub Zudan Arif Fakrulloh. Tapi hingga lima tahun berlalu, wacana yang sudah terlanjur disambut penuh antusias oleh masyarakat Gorontalo dan banyak pihak itu, masih tetap menjadi wacana hingga Pemerintah Provinsi kembali dipimpin oleh seorang Penjagub. Yang penjagubnya sekarang adalah putra Gorontalo yaitu Hamka Hendra Noer.
Anggota Deprov AW Thalib mengatakan, mewujudkan pembangunan Masjid Agung dan Islamic Center sebetulnya bukan hal mustahil bagi Penjagub Hamka Hendra Noer di era pemerintahannya. Walau, pembiayannya agak sulit berharap dari pendanaan APBD. Selain karena tidak dianggarkan dalam APBD induk 2023, penganggaran dalam APBD 2024 juga sulit dimaksimalkan. Sebab kebijakan anggaran dipastikan akan terarah untuk pembiayaan kesuksesan Pemilu dan Pilkada serentak.
“Jadi jalan satu-satunya yang bisa dimaksimalkan adalah menggalang dukungan pendanaan dari masyarakat. Saya yakin dengan opsi ini karena rakyat pasti akan memberikan dukungan penuh. Masih menjadi wacana saja, sudah ada dana yang diberikan oleh masyarakat bersama ASN yang nilainya sekitar Rp 3 miliar,” ujarnya.
AW Thalib menyatakan Penjagub harus memiliki kepercayaan diri membangun masjid agung dan Islamic Center lewat pendanaan non APBD, karena beberapa fasilitas publik dan pemerintahan yang berdiri di Gorontalo juga dibangun melalui opsi ini.
AW Thalib kembali mencontohkan pembangunan Masjid Jami Baiturahiim.
“Saya ingat betul saat Masjid jami pertama kali dirobohkan untuk dibangun kembali, Pak Medi yang saat itu menjadi Walikota sempat menitikkan air mata. Karena saat itu, pemerintah kota tidak punya anggaran untuk membangunnya. Tapi Pak Medi punya keyakinan besar dengan kekuatan rakyat. Saat itu Pak Medi bilang ke saya, Masjid Jami pasti akan terbangun kembali. Karena ada kekuatan rakyat. Alhamdulilah Masjid Baiturahiim terbangun kembali dengan megah dari hasil sumbangan rakyat,” ujar AW Thalib.
Contoh lain sambung AW Thalib adalah pembangunan Sekolah Polisi Negara (SPN) Tabongo. Fasilitas milik Polri itu dibangun bukan melalui dana APBN atau anggaran dari Mabes Polri. Tapi hasil urungan dana hibah seluruh pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten-kota serta para pengusaha.
“SPN bisa dibangun dengan cepat hanya dari dana hibah pemerintah daerah dan sumbangan para pengusaha di Gorontalo,” ujarnya.
“Apalagi kalau masjid Agung dan Islamic Center kekuatan pendanannya akan lebih besar. Selain bisa dari dana hibah seluruh pemerintah daerah, sumbangan para pengusaha dan juga sumbangan dari masyarakat. Sehingga bisa jadi Islamic Center akan terbangun dengan lebih cepat,” ungkapnya.
AW Thalib mengatakan, pembangunan Islamic Center dan Masjid Agung menjadi sangat strategis bagi Gorontalo. Karena tinggal Gorontalo yang belum memiliki fasilitas seperti ini. Padahal sudah berdiri menjadi Provinsi sudah 22 tahun. Disisi lain, keberadannya juga akan menunjang filosofi Gorontalo sebagai daerah adat bersendikan syara dan syara bersendikan kitabulah. “Juga akan memperkuat jargon Gorontalo yang dikenal sebagai daerah serambi Madinah. Kita berharap agar harapan ini bisa diwujudkan oleh Pak Hamka sebelum beliau mengakhiri masa jabatannya sebagai Penjagub,” pungkas AW Thalib. (rmb)













Discussion about this post