Gorontalopost.id —Dalam rangka hari Bakti Dokter Indonesia ke-114 dan HUT Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-72, IDI Wilayah Gorontalo bekerjasama dengan IDI Kabupaten Gorontalo menggelar kegiatan bakti sosial dengan mengobati seribu pasien, yang dilaksanakan di Kecamatan Batudaa Pantai, Desa Tontayuo, Minggu (30/10).
Ketua IDI Wilayah Gorontalo dr. A.R Mohammad, Sp.PD. FINASIM menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu program pengurus IDI Wilayah Gorontalo berkolaborasi dengan IDI cabang Se-Provinsi Gorontalo.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali, karena disemester satu itu ada hari bakti dokter indonesia biasanya jatuh pada bulan mei, kemudian disemester berikutnya dihari ulang tahun IDI dibulan Oktober dan sebenarnya ini akhir dari kegiatan hari bakti dokter indonesia dan awal dari hari ulang tahun IDI.
“Kegiatan ini sengaja dibikin berkolaborasi dengan IDI cabang, sebab, merekalah yang punya anggota dan kami diwilayah hanya sebagai coordinator, sehingga kalau kita (IDI Wilayah,read) yang bikin dan mereka (IDI Cabang) sebagai penonton tidak mungkin sebanyak ini, jadi ini kita limpahkan atau delegasikan semua kegiatan dicabang Kabupaten/Kota masing-masing dan kami hanya membantu dokter ahlinya sebap kami mempunyai dokter ahli yang banyak dan hari ini kita turunkan,” ungkap dr Toni biasa ia disapan.
Lanjut dikatakan mantan direktur RS MM Dunda Limboto ini, untuk jumlah dokter yang diturunkan pada kegiatan ini, kurang lebih 60 dokter ahli dan ditambah dengan dokter umum 140 orang.
“Ada 200 dokter yang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan hasil kesepakatan kami untuk mengantisipasi membludaknya peserta dalam pengobatan gratis, kami sudah melaksanakan rapat awal dari kesiapan lokasi karena ini berada di daerah terpencil dan desa yang terdekat ini ada lima desa, pesertanya dikasih kuota 1000 orang dan mereka (Pemdes,read) cari sendiri yang betul-betul benar-benar tepat sasaran,” pungkasnya.
Ia menambahkan, alasan memilih Desa Tontayuo sebagi lokasi Baksos pengobatan gratis yaitu hasil kesepakatan harus daerah terpencil, karena mereka kan sangat sulit bahkan tidak mungkin dokter ahli mau datang kesini dan sebagai perhitungan pergi pulang dari sini saja mau ke kota sudah saya tanya-tanya untuk sewa kenderaan Rp 200 ribu dan biaya bayar obat Rp 300 ribu, jadi seorang itu ada Rp 500 ribu untuk sekali berobat dan kalau 1000 orang dikali Rp 500 ribu berarti Rp 500 juta untuk biaya pengobatan dan kalau kita datang kesini seperti kita membawa Rp 500 juta untuk masyarakat.
“Selanjutnya kegiatan serupa akan dilaksanakan di Kabupaten Pohuwato dan sudah diminta oleh Ketua IDI Cabang dan nanti mereka sendiri yang akan mencari wilayah terpencik dan saran saya tadi juga kalau bisa dekat lokasi wisata agar setelah mengobati kita berwisata,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Panitia dr. Irawan Huntoyungo, Sp. OT. Spesialis Orthopedi menjelaskan, kegiatan ini turut dihadiri seluruh dokter yang ada di Provinsi Gorontalo dan berkolaborasi dengan PMI Kabupaten Gorontalo.
Adapun dasar pelaksanaanya adalah dalam rangka meningkatkan dan menyehatkan bangsa melalui satu IDI terus maju dengan mengusung tema “Berbakti Untuk Negeri, Mengabdi Untuk Rakyat”, serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam baksos, diantaranya khitanan massal, pengobatan dokter spesialis dan umum, pemeriksaan dokter gigi dan donor darah.
Pesertanya ditargetkan 1000 pasien yang berasal dari 5 desa yang ada di Kecamatan Batudaa Pantai yaitu Desa Olimoo’o, Langgula, Lamu, Biluhu Timur dan tuan rumah sendiri Desa Tontayu, dimana pelayanan dimulai dari dokter Umum, Spesialis dan dokter Gigi,” jelas Irawan . (Wie)










Discussion about this post