sumbar.gorontalopost.id, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membuka kesempatan untuk seluruh pihak terlibat dalam mencetak talenta keamanan siber yang berkualitas.
Untuk menghadapi tantangan yang semakin intensif, Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Mira Tayyiba mengatakan Indonesia sangat perlu tenaga profesional di bidang keamanan siber.
Menurut survei BDO terhadap talenta teknologi informatika dari sembilan dari sepuluh lulusan teknologi memilih menjadi pengembang perangkat lunak. Hanya satu dari 10 lulusan itu yang berminat mendalami keamanan siber.
“Dari 4.000 universitas di Indonesia, baru 10 yang memiliki jurusan keamanan siber,” ungkapnya.
Kekurangan SDA pada bidang keamanan siber membuat banyak perusahaan mengambil tenaga kerja dari negara lain. Di tengah meningkatnya pengguna ruang digital, ancaman atas keamanan siber juga semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara, ada sekitar 700 juta serangan siber di Indonesia.
“Serangan tersebut didominasi oleh anomali traffick dengan kategori terbanyak malware,” tambah Mira.
Kemenkominfo berkomitmen terus menjalankan program pengembangan kecakapan digital secara komprehensif.
“Program ini untuk mencetak talenta digital. Kemenkominfo melibatkan banyak pihak, termasuk industri, akademisi, dan lembaga nonpemerintah,” tutup. (antara/jpnn)












Discussion about this post