GORONTALO – GP – Hasil audit kasus stunting yang dilakukan Pemda Kabupaten Gorontalo, Rabu (6/10), mengungkapkan sejumlah persoalan yang bisa beresiko stunting. Salah satunya adalah pengaruh ibu hamil.
Seperti yang diungkapkan salah satu tim pakar yang melakukan audit stunting, dr. IGK Alit Semarawisma Sp.OG. Dalam paparanya, terdapat empat kasus ibu hamil yang masuk dalam kategori Keluarga Beresiko Stunting, yakni karakteristik keluarga yang rata-rata tidak mendapatkan pendampingan gizi, tidak memiliki akses jamban atau tidak memiliki jamban, tidak memperoleh bantuan tunai bersyarat, dan tidak memperoleh bantuan sosial pangan. “Para ibu hamil tersebut memiliki lingkar lengan yang kecil, memiliki riwayat anemia dan riwayat komplikasi kehamilan pendarahan serta tidak memiliki akses jamban,”ujar dr.IGK Alit. Oleh karena itu, lanjut dr.IGK Alit, pemerintah daerah dalam hal ini instansi terkait agar sesegera mungkin menangani persoalan itu.
Wakil Bupati Gorontalo Hendra Hemeto, mengaku akan menseriusi hasil audit kasus stunting tersebut. Ia menginstruksikan kepada semua OPD agar segera melaksanakan rencana tindaklanjut penanganan stunting di Kabupaten Gorontalo. Seperti diketahui, stunting menjadi perhatian serius
pemerintah.
Dengan melakukan berbagai strategi untuk menurunkan angka prevalensi stunting, yakni kondisi gagal tumbuh balita yang diakibatkan kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Salah satu strategi pemerintah adalah telah diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Perpres tersebut merupakan payung hukum dari Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2018. Sebagai pelaksanaan Perpres tersebut BKKBN menggalakkan berbagai program, termasuk yang dilakukan BKKBN Provinsi Gorontalo. Selain mendukung audit stunting dan peran stakeholder dalam penanganan stunting di daerah, sejumlah program juga telah diluncurkan BKKBN Gorontalo, misalnya Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang diintegrasikan dengan penguatan kemitraan Kampung Keluarga Berkualitas (KB). (tro*)












Discussion about this post