MAKASSAR – GP – Badan koordinasi pemerintah regional Sulawesi (BKPRS) melakukan pertemuan regional membahas tentang Strategi Pengendalian Inflasi di Sulawesi, Kamis (29/9) berlangsung di Hotel Aryaduta, Makassar. Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey selaku Ketua BKPRS yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) BKPRS Prof.Dr.Aminuddin Ilmar., SH., MH, mengatakan, pengendalian inflasi perlu dilakukan oleh semua komponen bangsa. Untuk itu kata dia, BKPRS mengambil peran melalui forum diskusi yang menghadirkan Bank Indonesia, Kementerian dalam Negeri dan Bappenas, yang nantinya menghasilkan rekomendasi. “Mengingat pemerintah daerah membutuhkan masukan agar dapat mengantisipasi inflasi dengan baik,”ujarnya.
Pertemuan itu menghadirkan presenter yaitu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rudy Bambang Wijanarko, Dr.Sumule Tumbo,SE.MM, Direktur fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah, Dirjen Bina Keuangan Dearah Kemendagri, Tari Lestari Koordinator Pembiayaan, dan Analisis Monoter Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas.
Beberapa poin penting yang disampaikan oleh Sumule Tumbo, seperti bahwa pemerintah perlu bekerjasama dan bersinergi antar daerah dalam menangani dampak inflasi, mengoptimalkan belanja daerah avar perputaran ekonomi tetap berjalan, merechedule kegiatan berdasarkan skala prioitas sehingga pemerintah daerah berwenang mengambil tindakan tertentu yang menyangkut kebutuhan masyarakat. “Dan selain itu menjaga ketersediaan pangan strategis juga perlu menjadi perhatian tiap darah,” imbuh Tari Lestari dari Bappenas.
Sementara itu, Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Gorontalo, Sultan Kalupe, menyampaiikan bahwa beberapa strategi menghadapi inflasi yang telah diterapkan oleh Pemprov Gorontalo adalah membangun kerjasama antar daerah yang berdekatan, sebagai contoh pengiriman cabe rawit dari Gorontalo ke Manado dan Ternate. Disisi lain Pemprov Gorontalo juga mendatangkan cabe rawit dari Sulawesi Tengah serta pengelolaan ikan segar bersama Sulawesi Utara, Maluku dan Papua. Perputaran komoditi ini diharapkan dapat meningkatkan daya jual beli masyarakat.
Turut hadir dalam kegiatan ini adalah Perwakilan Bank Indonesia regional Sulawesi, Bappeda regional Sulawesi, Tim Pengadali Inflasi Daerah se regional Sulawesi, Badan Pusat Statistik se Regional Sulawesi serta dari unsur akademis perguruan Tinggi di Makassar. (tro)












Discussion about this post