Gorontalopost.id – Menpora Prof. Dr. Zainudin Amali, memeberikan orasi ilmiah dalam rangka dies natalis Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ke 59, Jumat (16/9). Di atas podium, Zainudin dengan bangga menggunakan toga guru besar yang baru saja dicapainya dari kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes) beberapa pekan lalu. Zainudin dengan gamblang memaparkan kondisi kependudukan Indonesia yang kini sedang menikmati bonus demografi.
SEMUA Mata serius mengikuti kuliah Prof. Zainudin yang berlangsung di auditorium UNG, kemarin. Termasuk 14 rektor perguruan tinggi negeri yang juga turut hadir. Tak terkecuali, seorang perempuan berusia 83 tahun yang duduk di bangku baris kedua deretan tamu undangan pada agenda akademik itu.
Perempuan berkacamata ini tampak bangga, di-hadapanya sedang berdiri seorang profesor kehormatan dan pejabat negara yang sangat dihormati. Perempuan ini adalah Marine Djiuwa, seorang pensiunan guru di SD Negeri Buhu, Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Kendati usianya sudah sangat tua, Ia ingat betul dengan sosok yang sedang memberikan orasi ilmiah dihadapanya itu. Sebab, ia yang mendidiknya langsung, saat Menpora Zainudin Amali, masih duduk di bangku sekolah dasar.
Marine Djiuwa, merupakan guru SD Zainudin Amali di SD Negeri Buhu, Telaga, Kabupaten Gorontalo puluhan tahun silam. Zainudin memang berasal dari desa di pesisir danau Limboto itu. Ia lahir dan mengenyam pendidikan dasarnya di situ.
Kehadiran Marine Djiuwa di auditorium UNG itu, awalnya tampak biasa-biasa saja, banyak yang mengira ia hanya undangan biasa. Tapi saat Rektor UNG Dr.Eduwart Wolok, memperkenalkanya, semua perhatian tertuju padanya.
“Saya ingin menyampaikan, bahwa hadir ditengah-tengah kita ibu Marine Djiuwa, beliau adalah guru dari bapak Menpora Zainudin Amali saat masih di SDN 1 Buhu, Kabupaten Gorontalo,”kata rektor UNG. Marine Djiuwa yang datang didampingi anak-anaknya itu, ternyata adalah tamu istemewa. Usai memberian orasi ilmiah, Menpora Zainudin Amali, langsung menyamparinya, tak sekadar menyalami, mantan Ketua Komisi II DPR RI ini juga langsung mencium tangan Marine Djiuwa.
Aksi Menpora Zainudin Amali memeluk dan mencium tangan gurunya itu, sontak membuat seiisi auditorium haru. Semua bangga, Zainudin Amali tidak lupa, dan justru sangat menghormati gurunya.
Pertemuan Marine Djiuwa dengan anak didiknya itu sudah yang kedua kali terjadi sejak Zainudin Amali menjabat Menpora. Pertama, saat kunjunganya awal-awal menjabat menteri, dan kedua pada momen Dies Natalis UNG, kemarin. Nurhayati Ali, anak Marien Djiuwa yang turut mendampinginya, kemarin, mengatakan, jika ibunya banyak bercerita tentang Zainudin Amali sewaktu SD.
Kata dia, jiwa kepemimpinan Zainudin Amali sudah terlihat sedari awal, sebab setiap hari saat ke sekolah, Zainudin selalu tampil rapi, dan juara kelas. Zainudin merupakan anak pendiam, ia tak banyak tingkah seperti kebanyakan anak se-usia dia ketika itu, hasilnya Zainudin selalu juara kelas.
“Ti Mama bilang (Marine,red) pak Zainudin itu orangnya memang pendiam di kelas, dan selalu rapi,” kata Nurhayati. Yang membanggakan, lanjut Nuhayati, Zainudin Amali selalu memberi perhatian terhadap ibunya, sebagai sosok guru yang pernah mengajarinya waktu SD.
“Pak Zainudin selalu memberikan perhatian sama ti mama, setiap lebaran ada zakati,”katanya. Selain itu, Zainudin Amali ternyata telah mendirikan sebuah yayasan pendidikan, berupa pesantren Marhamah di Desa Hutadaa, Kabupaten Goorontalo.
Bagi Menpora Zainudin Amali, kesempatan bertemu kembali dengan gurunya adalah momen bangga dan bahagia. Ia mampu menunjukan, jika didikan, ajaran, dan bimbingan yang diberikan sewaktu di bangku sekolah, membuatnya sukses, dan kini dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa. (wan)












Discussion about this post