Gorontalopost.id – Ratu Elizabeth II tutup usia pada usia 96 tahun. Prosesi acara pemakaman bakal diadakan 10 hari dari kemarin, di Westminster Abbey. Susunan acara prosesi pemakaman sudah disiapkan oleh Istana Buckingham.
Jenazah Ratu saat ini berada di Balmoral, di timur laut Skotlandia. Diperkirakan jenazah akan dibawa ke kota terdekat Aberdeen, kemudian dibawa dengan Kereta Kerajaan untuk perjalanan ke selatan ke ibu kota Skotlandia, Edinburgh.
Di Skotlandia, sebagai wujud penghormatan, anggota angkatan bersenjata membuat barikade sebagai layanan darurat. Jenazah Ratu akan disemayamkan di Holyroodhouse, kediaman resmi kerajaan di Skotlandia, sebelum dilakukan perjalanan ke Royal Mile Edinburgh yang bersejarah ke Katedral St Giles. Di sana, publik akan memiliki kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Upacara penghormatan dilakukan di ibu kota Skotlandia sebelum diberangkatkan menuju London. Di London akan disemayamkan di singgasana Istana Buckingham sebelum ditempatkan di kereta untuk perjalanan ke Westminster Hall. Pada hari pemakaman nanti, jenazah Ratu akan dibawa ke Westminster dan lonceng Big Ben berbunyi di seluruh kota.
Ratu Elizabeth II akan dimakamkan di Memorial Raja George VI di Kapel St George di Windsor. Jenazah suaminya Pangeran Philip yang meninggal pada April 2021 akan dipindahkan dari Royal Vault agar bisa dimakamkan bersama. Ayah Ratu, Raja George VI, dan Ibu Suri dimakamkan di tempat yang sama. Abu saudara perempuannya, Putri Margaret, yang meninggal pada 2002, juga disimpan di sana.
Ratu Elizabeth II memecahkan berbagai rekor dalam 70 tahun bertakhta. Penguasa monarki Inggris itu berkuasa paling lama dalam sejarah kerajaan
Rekor sebelumnya dipegang oleh Ratu Victoria yang berkuasa selama 63 tahun, tujuh bulan dan dua hari sampai tahun 1901. Hingga kematiannya pada usia 96 tahun, Kamis (8/9) waktu setempat, Elizabeth adalah penguasa monarki dan kepala negara tertua di dunia.
Hanya dua raja yang berkuasa lebih lama dibandingkan Ratu Elizabeth II, yakni Louis XIV dan Prancis yang bertakhta selama lebih dari 72 tahun antara 1643-1715 dan Bhumibol Adulyadej dari Thailand yang berkuasa selama 70 tahun dan empat bulan, hingga ia meninggal pada Oktober 2016.
Selama bertahta, Ratu Elizabeth II telah bepergian ke lebih dari 100 negara sejak 1952, sebuah rekor untuk penguasa Inggris, dan hadir dalam lebih dari 150 kunjungan ke negara persemakmuran. Nenek dari Pangeran William dan Pangeran Harry ini sudah mengunjungi Kanada 22 kali, lebih sering dibandingkan negara lain. Di Eropa, Prancis jadi negara yang paling sering dia datangi, yakni 13 kali. Ratu Elizabeth juga bisa berbahasa Prancis.
The Daily Telegraph memperkirakan Ratu Elizabeth bepergian dengan jarak setara dengan 42 kali keliling dunia sebelum berhenti melakukan perjalanan ke luar negeri pada November 2015 ketika usianya mencapai 89 tahun.
Perjalanan luar negeri terpanjang Ratu Elizabeth berlangsung selama 168 hari pada November 1953 hingga Mei 1954 di mana dia mengunjungi 13 negara.
Indonesia termasuk negara yang dikunjungi Ratu Elizabeth. Dikutip dari Jaringan Informasi Kearsipan Nasional, pada 14 Maret 1974 Ratu Elizabeth II dengan suaminya Pangeran Philip berkunjung ke Indonesia. Mereka mengunjungi Indonesia bersama rombongan. Saat itu, Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip menjadi tamu negara Indonesia. Mereka disambut oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Mereka kemudian dijamu oleh Presiden kedua RI, Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah (Tien Soeharto) dalam acara resepsi kenegaraan di Istana Negara.
Setelah itu, mereka bertolak ke Yogyakarta dan bertemu dengan Sultan Hamengku Buwono IX di Keraton Yogyakarta. Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip juga sempat berkunjung ke Borobudur. Usai dari Yogyakarta, mereka kemudian bertolak ke Bali.
Kabar meninggalnya Ratu Elizabeth dilaporkan oleh Istana Buckingham. Akun Twitter The Royal Family mengabarkan Ratu Elizabeth meninggal di Balmoral. Ratu Elizabeth II sempat berada di bawah pengawasan medis di Balmoral, Skotlandia. Pengawasan dilakukan usai dokter istana menyatakan kekhawatiran atas kesehatan Ratu Elizabeth. “Menyusul evaluasi lebih lanjut pagi ini, para dokter Ratu mengkhawatirkan kesehatan Yang Mulia dan merekomendasikan dia untuk tetap berada di bawah pengawasan medis,” kata sebuah pernyataan Istana seperti dilansir BBC, Kamis (8/9). “Sang Ratu tetap nyaman dan berada di Balmoral,” sambung pernyataan itu. (jp/net)












Discussion about this post