Gorontalopost.id – Presiden Joko Widodo baru saja mengukuhkan Pasukan Pengibar Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang nantinya akan bertugas pada upacara peringatan hari kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, Rabu (17/8) besok. Dari 68 putra-putri terbaik bangsa yang dikukuhkan Presiden, dua diantaranya merupakan siswa-siswi asal Kabupaten Pohuwato, yakni Mohamad Ziad Lahay, siswa SMKN 1 Marisa, dan Ade Jullistry Damopoli, siswi SMAN 1 Popayato. Keduanya mewakili Provinsi Gorontalo.
Rasa haru dan bangga, menyelimuti keluarga Femi Lahay dan keluarga Hardi Damopoli. Bagaimana tidak, putra-putri keduanya, Mohamad Ziad Lahay dan Ade Jullistry Damopoli, diberikan amanah untuk mengibarkan merah putih di istana. Ziad sapaan akrab Mohamad Siad Lahay sendiri, merupakan putra pertama dari pasangan Femy Lahay dan Deby Yusuf. Ziad sendiri merupakan siswa SMK Negeri 1 Marisa dengan tinggi badan 178 cm. Selain hobi sepak bola, diwaktu senggangnya, Ziad memanfaatkan waktunya untuk belajar dan joging. Tak hanya itu, siswa kelahiran 2006 juga memiliki kemampuan berbahasa inggris yang aktif. Lain halnya dengan Ade Jullistry Damopolii, kendatipun berasal dari bagian ujung Kabupaten Pohuwato, siswi SMA Negeri 1 Popayato ini mampu membuktikan kebolehannya hingga berhasil lolos sebagai anggota Paskibraka Nasional. Tak hanya gemar menari dan bermain bulu tangkis, siswi dengan tinggi badan 167 cm ini juga menguasai dua bahasa yakni bahasa Ingris dan Korea. Tak hanya bagi keluarganya, prestasi keduanya juga menjadi kebangga tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Pohuwato.
Kepada Gorontalo Post, Femi Lahay, orang tua Mohamad Ziad Lahay, mengaku juga tak pernah menduga jika putra sulungnya itu tembus Paskibraka Nasional. Lebih-lebih dirinya hanya mempersiapkan putra sulungnya itu untuk mengikuti seleksi klub sepak bola di Liga Nusantara. Saat seleksi tingkat Kabupaten dan akhirnya lolos seleksi nasional di Provinsi Gorontalo.
“Sebenarnya saya fokusnya mau kasih masuk dia seleksi di Liga Nusantara. Cuma belum cukup umur jadi tidak bisa masuk. Jadi saya pun tidak tahu kalau dia ini (Ziad,red) ikut seleksi Paskibraka. Tahunya pas dia sampaikan kalau dia ikut seleksi di provinsi sampai di nasional,”kata Femi Lahay, orang tua Mohamad Ziad.
Awalnya, lanjut Femi, masih kurang yakin, apalagi persaingan menuju nasional tidak mudah. Seleksinya dilakukan se Provinsi Gorontalo. Ia merasa yakin, nanti setelah diberi informasi langsung oleh Bupati Pohuwato.
“Pokoknya bahagia, terharu samua ada rasa sekarang. Insya Allah tidak ada halangan saya besok mo ke sana karena orang tua dapat undangan juga, sekalian memberi semangat,” ucapnya saat dihubungi, Senin (15/8) kemarin. Meski sebulan lebih tak bertemu dan berkomunikasi, ASN yang bertugas di Sekretariat DPRD Kabupaten Pohuwato itu. Rasa rindunya terobati saat melihat dengan bangga si sulung tengah berada di barisan Paskibraka Nasional meskipun hanya melalui vidio Youtube.
“Terakhir ketemu itu tanggal 15 Juli lalu pas pelepasan di Rumah Dinas Gubernur. Pas disana dia Whatsapp saya, kasih tahu kalau mereka tidak bisa pegang handphone lagi biar bisa fokus karantina. Sampai hari ini belum pernah komunikasi,” tuturnya.
Sementara itu, saat pelepasan dua putra dan putri peserta Paskibraka Nasional, Bupati Saipul A Mbuinga memberi motivasi dan semangat kepada keduanya serta mengingatkan untuk selalu percaya diri dan fokus pada latihan yang diberikan.
“Karena dengan percaya diri maka semua pasti bisa dilalui, akan tetapi tentu harus mendalami latihan yang diberikan oleh panitia Paskibraka Nasional. Insya Allah perjuangan adik-adik bisa menuai hasil yang memuaskan, untuk itu ikuti semua latihan yang diberikan oleh panitia. Kami di daerah pun berdoa semoga adik-adik ini berhasil dan dapat mengikuti tugas yang dipercayakan termasuk upacara pada hari H nanti,” pungkasnya. (ryn/ayi)











Discussion about this post