Gorontalopost.id – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bone Bolango saat ini menjadi tumbal kemarahan warga. Pasalnya, setiap kali terjadi air macet atau tidak mengalir akibat kerusakan pada sistem pendistribusian air.
PDAM Bone Bolango terus menuai keluhan masyarakat. Padahal, dalam permasalahan yang terjadi secara berulang selama bertahun-tahun silam, ternyata yang lebih bertanggunjawab dalam permasalahan ini adaah pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) II Gorontalo.
Seperti yang disampaikan mantan Direktur PDAM Bona Bolango Yusar Laya saat diwawancarai secara ekslusif wartawan koran ini. Bahwa kebocoran pipa transmisi yang ada di Sungai Longalo merupakan permasalahan klasik
yang kerap dihadapi setiap air di sungai Longalo meluap atau banjir. :”Ada sembilan spon (penyebrangan) yang kondisinya seperti itu. Pipa transmisi oleh pihak BWSS dipasang tidak mengikuti alur sungai, melainkan memotong sungai, dan ini sangat bahaya, kalau pipa itu hanyut maka tentu pasokan air akan benar-benar mati, dan betulbahwa PDAM nantinya akan mati suri,”kata Yusar.
Lebih lanjut dikatakan Yusar, di zaman dirinnya masih menjabat Direktur PDAM Bone Bolango, sudah beberapa kali menyurat BWSS, tapi sampai dengan saat ini tidak pernah ada tanggapan. Pihak BWSS kata Yusar beralasan tidak ada anggaran. Padahal diakui Yusar, IPA Longalot masih tanggungjwab sepenuhnya oleh BWSS.
“Ya, karena tidak ada solusi dari BWSS untuk mengatasi permasalahan ini, sehingga di zaman saya, mengusulkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Longalo yang baru. Namun, sampai saati ini juga belum beroperasi karena belum diserahkan oleh pihak Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Gorontalo.
Sebab proyek tersebut masuk dalam Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM),”jelas Yusar. Berbicara masalah tanggungjawab, Yusar juga menjelaskan, sesuai aturan, dari intake (hulu) ke pengolahan untuk IPA Longalo, yang bangun balai sungai, selanjutnya dari pengolahan ke pipa JDU di jalan, itu yang bangun cipta karya, Sementara dari JDU ke pipa sekunder, tertier, merupakan tanggungjawab PU Provinsi maupun PU Kabupaten/kota. Dan untuk sambungan rumah atau pipa pengantar yang ukuran dua inci, merupakan tangungjawan PDAM.
“Nah sekarang yang terjadi adalah kebocoran pipa induk atau transmisi dari Intake ke pengolahan di Longalo itu adalah tanggungjawab balai sungai,”ungkap Yusar. Menurut Yusar, kebocoran transmisi bukan tanggungjawab BP2W Ditjen Cipta Karya. Dan kalau sudah ada penyerahan aset kata Yusar, maka tentu hal itu sudah tanggungjawab PDAM, namun hingga saat ini belum ada penyerahan dari BWS ke pemerintah Bone Bolango hingga ke PDAM sejak tahun 2015 silam. Sehingga secara otomatis jika terjadi sesuatu dengan IPA longalo, maka sepenuhnya adalah tanggungjawab BWSS.
“Sekali lagi saya sampaikan bahwa di PU itu sudah ada tanggungjawab masing-masing, biasanya dari intake ke pengolahan, itu tanggungjawab balai sungai karena mereka yang bangun, sebab ijin pengambilan air baku, neraca air dan lain sebagainnya,”tandas Yusar.
Terpisah Plt Direktur PDAM Bone Bolango Jusni Bolilio mengatakan, pihaknya terus menggenjot perbaikan sambungan pipa transmisi yang bocor akibat terjadi pergeseran buntut dihantam banjir bandang di Sungai Longalo. “Saya yang pimpin langsung proses penyambungan pipa transmisi tersebut, semoga cepat selesai sehingga distribusi air ke masyarakat lancar kembali,”tutup Jusni sembari menampik bahwa mandeknya distribusi air PDAM belum sebulan melainkan baru dua pekan.
Sementara itu Humas BWSS II Gorontalo Olden mengatakan, pihaknya sudah sampaikan hal ini ke Kepala Seksi yang menangani permasalahan tersebut. “Akan segera ditindaklanjuti peninjauan lokasi serta berkoordinasi dengan PDAM. Insya Allah pekan depan setelah itu kami akan sampaikan hasil peninjauan lokasi,”pungkas Olden singkat. (roy)










Discussion about this post