Gorontalopost.id – Muhammad Yasin, bersama anaknya yang masih SD, sudah sejak pukul 06.30 wita, berada di stadion David-Tonny, lokasi pawai Muharram yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, Sabtu (30/7). Mereka sangat antusias mengikuti pawai, apalagi ini merupakan kali pertama setelah dua tahun terhenti karena pandemi. Tapi lama mentunggu, lokasi tempat berkumpul peserta pawai, tak nampak ada persiapan acara. Sound system tak ada, spanduk juga tidak ada, kursi-kursi juga tidak ada. Panggung pun tak ditata. Padahal peserta sudah mulai terkumpul. Makin lama, makin banyak peserta, tapi panitia tak nampak di lapangan. Yang ada, seorang staf kesra yang datang membawa bendera start. Rupanya, kegiatan ini tak menjadi prioritas Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, pun begitu dengan Wakil Bupati Hendra Hemeto, juga Sekda Kabupaten Rony Sampir. Kabarnya, acara menyambut tahun baru islam ini, didelegasikan ke asisten I Doni Lahati, yang kemudian didelegasikan lagi ke Dinas Pendidikan, dan selanjutnya ke Bagian Kesra Pemda. “Yang pasti sudah banyak peserta pejabat dari unsur pemerintah tak ada yang terlihat, hanya ada satu orang dari bagian umum yang datang membawa bendera star dan tak lama kemudian datang salah seorang yang langsung mengumpulkan peserta pawai yang sempat bubar karena hujan dan dikumpulkan lagi lalu dilepas tanpa ada pembawa acara dan lainnya,” jelas Muhammad Yasin. Kata dia, peserta pawai bersama orang tua harus dibuat kecewa dengan kejadian tersebut. “Ini acara daerah tetapi kenapa yang melepas pawai bukan Bupati atau wakil Bupati atau Sekda yang melepas terkesan dipaksakan, karena rute jalannya pun hanya keluar pintu masuk GOR berputar masuk di kantor Bupati dan kembali lagi ke GOR,”ujarnya. Hal yang sama juga diungkapkan Firda Razak, orang tua murid peserta pawai. Menurutnya, Pemda tak menganggap penting pawai hijratul rasul yang sebetulanya sudah menjadi agenda tahunan itu. Di daerah-daerah lain, seperti di Kota Gorontalo, kegiatan serupa dilepas langsung Wali Kota Marten Taha, begitu pun di Kabupaten Bone Bolango, Bupati Hamim Pou, terlihat hadir kendati hujan mengguyur. Berbeda, kata Firda, dengan Limboto Fashion Street, yang mendapat perhatian Pemda. “Kenapa saat acara Fashion Street justru lebih meriah, bahkan Bupati dan Wakil Bupati serta OPD mengikuti acara tersebut, sementara perayaan tahun baru islam malah sebaliknya, tak seperti didaerah lainnya yang disambut dengan antusias,” tandas Firda.
Sementara itu Asisten I Pemda, Doni Lahati tidak dapat dihubungi. Kabag Kesra Ircham Maku saat dikonfirmasi melalui whatsapp, hanya terkirim tetapi tidak direspon. Saat dihubungi via telephon justeru di-reject, begitupun dengan Kepala Dinas Pendidikan,Titianto Pauweni pun tak merespon saat dikonfirmasi.
Secara terpisah,m Kabag Protokoler Pemda Gorontalo, Herman Umar, menjelaskan, rangkaian peringatan tahun baru islam di Kabupaten Gorontalo, diawali dengan perayaan doa pada jumat malam, dan kegiatan pawai hijratul rasul dilaksanakan Sabtu pagi yang diikuti oleh siswa SD dan SMP dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Nasional.
“Hasil keputusan rapat untuk pawai hijartul rasul memang tidak mengambil rute yag panjang, mengingat ada anak SD yang ikut dan berkenaan dengan pejabat yang hadir adalah Pak Bupati, tetapi karena pak Bupati ada acara lain diwaktu bersamaan yakni acara ikatan persaudaraan haji, jadi mendelegasikan ke asisten l yang membidangi pemerintah dan Kesra yakni Doni Lahati,” tandas Herman. (wie)












Discussion about this post