Gorontalopost.id – Kepulangan jemaah haji ke tanah air sudah mulai berlangsung. Jamaah haji asal Gorontalo, yang terdiri dari kloter 14 dan 17 embarkasi haji Makassar, dijadwalkan tiba di Bandara Djalaludin pada 10 dan 11 Agustus 2022. Kendati baru pulang dari luar negeri, para jamaah haji tak harus menjalani karantina dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Kementerian Agama memastikan karantina tidak berlaku bagi jamaah haji begitu tiba di tanah air. Kendati begitu, resiko jamaah terpapar Covid tetap ada, buktinya, Menko Polhukam Mahfud MD yang baru tiba di tanah air setelah menjalani ibadah haji, harus melakukan isolasi mandiri, lantaran positif Covid-19. “Saya sudah di Tanah Air, tapi isoman dulu karena terdeteksi positif Covid-19 sepulang dari Mekkah,” kata Mahfud lewat akun Instagram-nya, @mohmahfudmd, Selasa (19/7).
Sebelumnya, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi, Kementerian Agama, Akhmad Fauzin, mengatakan, Kementerian Agama memastikan jemaah haji 2022 tidak dikarantina begitu tiba di tanah air. “Mereka sudah diterima oleh petugas di embarkasi, debarkasi. Mereka juga mendapat penerimaan dan mereka datang tidak ada karantina,” ujar Fauzin kepada Tim MCH, Makkah, Minggu 17 Juli 2022. Jemaah haji selama 21 hari dipantau kesehatannya. Kalau ditemukan ada yang deman dan terkena penyakit menular, maka akan masuk ke pantauan dokter atau puskesmas setempat.
“Jadi kita pastikan jamaah haji tidak ada karantina setelah penyelenggaraan ibadah haji atau setelah kembali datang ke Indonesia,” kata Fauzin. Dia menambahkan, gelombang kedua haji di Makkah menuju Madinah pada 21 Juli 2022. Mereka akan didorong ke Madinah sehingga jemaah gelombang 2 ini akan ke Indonesia sampai sekitar 13 Agustus 2022. “Untuk penerbangan terakhir, insyaallah Gus Menteri akan ke tanah suci kembali untuk melepas kepulangan kloter terakhir, insyaallah,” tandas Fauzin.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan, juga menyarankan agar jemaah haji Indonesia yang tiba di Tanah Air dari Arab Saudi, tidak perlu dikarantina. “Tidak perlu karantina, yang perlu entry test (atau tes COVID-19 di pintu masuk internasional untuk) seluruh jamaah,”ujar Iwan kepada wartawan. Ia menyebut perlu ada pemeriksaan tes COVID-19 antigen atau polymerase chain reaction (PCR) untuk jemaah haji yang tiba di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mencegah makin banyaknya subvarian Omicron B.2.75 atau Centaur. “Yang positif COVID-19 dilakukan isolasi. Juga dilakukan pemeriksaan WGS (whole genome sequencing) untuk mengetahui varian virusnya,” ujar dia. (tro/net)












Discussion about this post