Gorontalopost.id – Setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu rumahnya, Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, mengumumkan pengunduran dirinya.
Dikutip dari BBC, seperti dilansir fajar.co.id, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan dirinya telah menyetujui pengunduran diri Rajapaksa dan secara resmi dilakukan pada Rabu (13/7).
Seperti diketahui, ratusan ribu pengunjuk rasa merangsek masuk ke kediaman Rajapaksa dan Wickremeshinghe.
Ratusan ribu pengunjuk rasa itu turun ke jalanan di ibu kota Srilanka, Kolombo menuntut agar Rjapaksa mengundurkan diri setelah berbulan-bulan diprotes atas kesalahan manajemen ekonomi di Sri Lanka.
Sebelumnya, demonstran berhasil ‘menduduki’ Istana Kepresidenan Sri Lanka, di Kolombo untuk menuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri. Para pengunjuk rasa meluapkan emosi dengan berenang di kolam renang kepresidenan.
Dilansir AFP, Ahad (10/7), demonstran menyerbu gerbang Istana Kepresidenan. Massa lalu berhasil masuk dan menuju kamar Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.
Selain itu para demonstran juga ada yang melompat ke kolam renang kepresidenan. Sementara massa lainnya tertawa dan bersantai di kamar tidur Presiden yang megah, saat salah satu demonstran mengeluarkan celana dalam yang diduga milik Rajapaksa.
Saat Istana Kepresidenan digeruduk massa, Rajakpaksa disebut telah melarikan diri menggunakan kapal laut di pelabuhan Kolombo. Rajapaksa mengatakan dirinya akan mengundurkan diri.
“Untuk memastikan transisi damai, presiden mengatakan dia akan mundur pada 13 Juli,” kata ketua parlemen Mahinda Abeywardana dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Dalam aksi tersebut, para demonstran menemukan uang tunai sebesar USD49,000 di ruang Rajapaksa. Jumalh uang tersebut setara dengan 17,8 juta Rupee.
“Perjuangan kami belum berakhir,” kata Lahiru Weerasekara, pemimpin mahasiswa yang turut ikut protes.
“Ketika kami menerobos penghalang terakhir, kami tahu militer mungkin akan melepaskan tembakan. Kami mempertaruhkan hidup kami,” ujar Lahiru.
Lahiru menekankan perjuangannya tak akan padam sejauh Rajapaksa belum mundur. “Kami tidak akan menyerah sampai dia benar-benar pergi,” katanya.
Lahiru kemudian mengatakan pihaknya menemukan uang tunai sebesar atau 17,8 juta Rupee di ruangan Rajapaksa. Dia mengatakan uang itu langsung diserahkan ke pihak kepolisian.
Selama berbulan-bulan, Sri Lanka yang berpenduduk 22 juta jiwa ini telah menderita kekurangan makanan, bahan bakar, dan pemadaman listrik serta mengalami inflasi yang tinggi setelah pemerintah kehabisan mata uang asing untuk mengimpor barang-barang vital.
Negara ini menderita inflasi yang merajalela dan sedang berjuang untuk mengimpor makanan, bahan bakar dan obat-obatan. Banyak yang menyalahkan situasi ekonomi negara yang mengerikan ini pada Presiden Rajapaksa. Aksi-aksi demonstrasi pun telah berlangsung sejak Maret lalu untuk menuntut dia mundur.
Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengakui negaranya telah bangkrut. Dia menyebut Sri Lanka yang dulunya negara makmur akan mengalami resesi yang dalam.
“Kita juga harus menghadapi kesulitan-kesulitan pada tahun 2023,” ucap Wickremesinghe kepada parlemen Sri Lanka pada Selasa (5/7) waktu setempat. (fin))












Discussion about this post